Hong Kong, Gatra.com - Amnesty International mendesak pemerintah Hong Kong untuk segera menyelidiki serangan terhadap salah satu pemimpin dari kelompok pro-demokrasi pada protes lanjutan di Hong Kong yang terus bergulir selama lima bulan belakangan.
Ketua Front Hak Asasi Manusia, Jimmy Sham diserang dan dikeroyok oleh sekelompok orang dengan menggunakan palu dan pisau. Seperti dikutip Reuters, Kamis (17/10), kelompok tersebut berjumlah lima orang.
Menurut keterangan pihak kepolisian, kelompok itu menyerang Sham selama lebih dari 10 detik saat terjadi bentrokan di distrik Mong Kok di semenanjung Kowloon. Mereka menggunakan topeng saat melancarkan aksinya tadi malam waktu setempat.
Baca Juga: Cina Kecam Politisi Thailand yang Mendukung Para Aktivis HK
Akibat serangan tersebut, Sham terkapar di atas genangan darahnya sendiri. "Pihak berwenang harus segera melakukan penyelidikan atas serangan yang mengerikan ini," kata kepala Amnesty Internasional Asia Timur, Joshua Rosenzweig.
Pihak kepolisian berjanji akan mengusut tuntas kasus penyerangan tersebut dan mengutuk serangan yang mungkin sengaja direncanakan oleh oknum tertentu. Menurut keterangan seorang juru bicara pemerintah, Sham berhasil selamat dari serangan itu. Saat ini kondisinya mulai stabil.
Hong Kong telah diguncang aksi massa yang telah terjadi lebih dari empat bulan lamanya. Protes anti-pemerintah ini merupakan catatan krisis terburuk dalam beberapa dekade yang terjadi di negara tersebut. Ini merupakan guncangan sekaligus tantangan terbesar bagi pemerintahan Presiden Cina, Xi Jinping yang berkuasa sejak 2012 silam.
Aksi massa terjadi dalam upaya menentang RUU Ekstradisi yang disinyalir akan banyak merugikan dan mengkriminalisasikan masyarakat Hong Kong. Namun aksi massa yang mencuat, dan upaya penarikan RUU yang terlambat, tuntutan massa berevolusi menjadi gerakan pro-demokrasi untuk kemerdekaan Hong Kong.