Denpasar, Gatra.com - Indonesia sebagai salah satu negara mega biodiversity di dunia dikarunai keanekaragaman hayati yang sangat tinggi. Sehinga berpotensi untuk dimanfaatkan menjadi sumber pangan fungsional. Hal ini disampaikan, Deputi Bidang Ilmu Pengetahuan Teknik LIPI, Agus Haryono, di Sanur, Kota Denpasar, Bali, Rabu,(16/10).
“Keanekaragaman hayati ini berpotensi untuk dimanfaatkan menjadi sumber pangan fungsional. Khususnya bagi peningkatan kesehatan dan kesejahteraan masyarakat,” ujarnya.
Dengan wilayah geografis dan iklim yang sama negara-negara ASEAN memanen kurang lebih manfaat yang sama dari daratan dan lautan yang mengelilingi negara-negara tersebut. Apa yang tumbuh dengan baik di satu negara ASEAN juga tumbuh dengan baik di negara lainnya.
"Beras, kelapa, tapioka, sagu, jahe, kunyit, asam, cabai, mint, ketumbar, serai, pandan, durian, mangga dan sebagainya adalah contoh makanan yang hampir dapat dijumpai setiap negara anggota ASEAN,” paparnya.
Saat ini LIPI sedang memfokuskan riset pada penguasaan teknologi kunci untuk pengolahan pangan fungsional. Beberapa hasilnya sudah dimanfaatkan oleh UMKM untuk peningkatan pendapatan para petani lokal.
"Kami memfokuskan agar para peneliti tersebut fokus pada kompetensi intinya. Sehinga, mereka (para peneliti) tidak hanya, misal bisa membuat adonan kue saja. Akan tetapi, menggali bagaimana sainsnya dari pangan tersebut," ujarnya.
Selain itu juga bagaimana meningkatakan nilai tambah, nutrisi bagaimana dengan ilmu teknologi pangan. Mereka dapat mengembangkan potensi-potensi di Indonesia yang dimiliki dari gunung sampai kedasar laut. "Dengan teknologi pangan bukan hanya sekedar formulasinya saja itu yang kita harapkan," tutupnya.