Home Politik Ada Oknum Jual Beli Kios di Pasar Hongkong Siantar

Ada Oknum Jual Beli Kios di Pasar Hongkong Siantar

Siantar, Gatra.com - Direktur Utama (Dirut) Perusahaan Daerah Pembangunan dan Aneka Usaha (PD PAUS) Benhard Hutabarat mengungkapkan ada oknum pedagang di Pasar Hongkong yang bermain jual beli kios.

Benhard Hutabarat mengatakan bahwa jajaran direksi di PD PAUS telah melakukan penelusuran secara mendetail. Harga kios yang diperdagangkan cukup fantastis antara Rp 10 juta hingga Rp 30 juta. "Yang bermain ya pedagang. Kios bahkan sudah pindah tangan ke beberapa orang," ungkap Benhard kepada Gatra.com.

Baca Juga: Sekda Siantar Belum Tandatangani DPA Dinas PUPR

Hal itu menurut Benhard menjadi alasan penolakan terhadap kebijakan yang diambil PD PASU selaku pengelola pasar. Termasuk penolakan pedagang atas kebijakan yang dikeluarkan direksi terkait kenaikan tarif kios Pasar Hongkong. "Oknum keberatan sehingga membuat perlawanan," jelasnya.

Sebelumnya, Persatuan Pedagang Pasar Hongkong (P3H) menolak dengan tegas kenaikan tarif oleh direksi. Selain memasang spanduk penolakan, P3H menyurati pimpinan DPRD dan Walikota Siantar agar menyelesaikan persoalan tersebut.

Baca Juga: Angkutan Desa Diharapkan Boleh Masuk Kota Siantar

"Sebenarnya pedagang sebagian besar tidak merasa keberatan atas kenaikan tarif. Kemudian hasil dari temuan kita ada tiga unit kios diluar dari tarif yang ditentukan. Jadi itu hanya sebagian kecil pedagang yang menolak," katanya.

Menurut Benhard harga yang ditawarkan PD PAUS sudah sangat rasional. Karena jika dihitung, tarif Rp 350.000 per meter per tahun hanya sekitar Rp 5 Juta untuk 16 meter per segi. Sementara pedagangan membayar antara Rp 10 juta Rp 20 juta kepada oknum yang menjadi pemain jual beli kios.

Baca Juga: Pemko Siantar Rekrut 100 Pegawai Baru

“Keputusan kenaikan tarif itu sudah disetujui mayoritas pedagang. Meski ada penolakan, kata dia itu hanya oknum. Jadi begini, sebagian besar pedagang sudah tidak keberatan. Penolakan itu hanya oknum pedagang saja," kata Benhard.

Reporter: Jon RT Purba

219