Jakarta, Gatra.com - Menteri Perdagangan, Enggartiasto Lukita menargetkan kenaikan ekspor sebesar 8 persen pada tahun 2019 di tengah suramnya perekonomian global.
Dana Moneter Internasional (IMF) memangkas proyeksi pertumbuhan ekonomi global hanya sebesar 3,0%, turun dari 3,2% dibandungkan bulan Juli akibat perang dagang Amerika Serikat-Cina terus berlanjut. Pertumbuhan tersebut adalah yabg terburuk dalam 10 tahun terakhir.
"Kami menarget ekspor non migas tumbuh 8 persen, meningkat dari US$ 162,8 miliar di tahun 2018, menjadi US$ 175,8 miliar di tahun ini," kata Enggar saat pembukaan Trade Expo Indonesia 2019 di ICE BSD City, Tangerang, Rabu (16/10).
Enggar mengungkapkan pemerintah fokus mengembangkan ekspor enam sektor non-migas yakni, produk kayu, makanan dan minuman, tekstil dan pakaian, otomotif, elektronik, serta kimia dasar.
Kemudian, Ia melanjutkan pihaknya berusaha menggenjot ekspor dengan memperbanyak perjanjian perdagangan. Hal ini dilakukan agar Indonesia mendapat berbagai kemudahan seperti bea masuk yang lebih murah dan pelonggaran hamabatan non tarif, sehingga menjadi lebih kompetitif.
"Selama tahun 2016 sampai 2019 kami telah menyelesaikan perjanjian perdagangan bilateral dengan Korea, Italia, EFTA (Asosiasi Perdagangan Bebas Eropa) dan Chili dan regional Hongkong dan Jepang," katanya
Enggar menjelaskan selama tiga tahun terakhir, pemerintah telah menyelesaikan 15 perjanjian perdagangan dengan berbagai negara.
"Kami targetkan 12 perjanjian perdagangan dapat selesai di tahun depan termasuk RCEP (Regional Conprehensive Economic Partnerhip), EU (European Union/Uni Eropa), serta negara-negara non-tradisional seperti Bangladesh, Eurasia, dan negara-negara Afrika," jelasnya.