Jakarta, Gatra.com - Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Darmin Nasution mengatakan ekonomi kreatif (ekraf) kini menjadi sektor yang kian menjanjikan. Perkembangannya cukup pesat, baik dari sisi nilai ekonomi maupun serapan tenaga kerjanya. Apalagi saat ini tren perekonomian dunia mulai bergeser kepada ekonomi yang berbasis ide, kreativitas, dan inovasi.
“Diharapkan ekraf menjadi salah satu strategi untuk mendorong inklusivitas. Bahkan bisa saja, ekraf menjadi penggerak utama pertumbuhan ekonomi nasional sebagaimana visi pengembangan yang ditetapkan dalam Rencana Induk Pengembangan Ekonomi Kreatif Nasional,” katanya ketika memberikan keynote speech di acara “Pemberdayaan Perempuan Indonesia Melalui Zilingo SheWorkz untuk Mendukung Keuangan Inklusif”, di Gedung Smesco, Jakarta, Rabu (16/10).
Darmin mengatakan, perkembangnya Ekraf didukung oleh kondisi potensi bonus demografi yang dimiliki Indonesia hingga 2030, yang dapat dimanfaatkan untuk mengembangkan industri brainware yang berbasis ide, kreativitas, dan inovasi.
Berdasarkan survei yang dilakukan Badan Pusat Statistik (BPS) bekerja sama dengan Badan Ekonomi Kreatif (Bekraf), pada tahun lalu ekraf di Indonesia tumbuh sebesar 5,16% dengan nilai ekspor mencapai US$20,60 miliar.
Selain itu, jumlah pekerja dalam bidang Ekraf mengalami pertumbuhan. Pada 2017, tercatat sebanyak 16,91 juta jiwa bekerja di sektor tersebut, dan ini meningkat 4,13% dari 2016. Data BPS tersebut juga menunjukkan komposisi terbanyak tenaga kerja Ekraf adalah perempuan, yang terpusat di 3 sub sektor yaitu: fesyen, kuliner, dan kriya.