Jakarta, Gatra.com- Dewan Komisioner Otoritas Jasa Keuangan (OJK), Tirta Segara mengatakan, inklusi keuangan sudah mencapai target, yaitu melebihi 75%. Meski begitu, inklusi ini tampaknya belum sesuai dengan tingkat literasi keuangan yang ada di masyarakat. Oleh karena itu, menurutnya, literasi perlu didorong kembali.
"Upaya tersebut, akan terus dilakukan tanpa mengetahui kapan akan berakhir. Berapa lamanya saya enggak tahu, tetapi kita akan dorong terus," ujarnya setelah menghadiri Konferensi Pers Finexpo dan Sundown, di Jakarta, Selasa (15/10).
Selanjutnya, literasi dinilai sangat penting untuk menghindari masyarakat dari kejadian yang tidak diinginkan, misalnya penyelewengan data pribadi oleh pemilik financial technology (fintech) itu.
"Mereka [masyarakat] meminjam ke fintech itu tanpa mengentahui risiko dan kewajibannya. Nah ini yang terus kita edukasi. Jadi, memang ini masih menjadi tantangan untuk kita," tuturnya.
Ia juga menyampaikan bahwa OJK, Bank Indonesia (BI), dan pemerintah berfokus mengoptimalkan edukasi keuangan kepada masyarakat. Bakan, pelajar juga membutuhkan bimbingan tersebut.
Dalam kesempatan ini, Tirta menyarankan agar masyarakat tidak gegabah melakukan transaksi keuangan. "Jadi sebaiknya, kalau konsumen merasa enggak jelas, tanyakan ke 157. Di sana terdaftar berbagai nama fintech, investasi bodong yang sudah di black list, dan lain sebagainya," katanya.