Banyumas, Gatra.com – Sedikitnya 16 ribu Kartu Indonesia Sehat (KIS) Penerima Bantuan Iuran (PBI) milik warga miskin di Kabupaten Banyumas, Jawa Tengah nonaktif atau tidak bisa digunakan sejak pertengahan tahun 2019 ini. Kepala Seksi Penanganan Fakir Miskin (PFM) Dinas Sosial dan Pemberdayaan Masyarakat Desa (Dinsospermades) Kabupaten Banyumas, Dewi Kusmayanti mengatakan KIS tersebut dinonaktifkan Kementerian Sosial (kemensos) lantaran tidak masuk Basis Data Terpadu (BDT) Banyumas.
Mereka tak terdaftar lantaran BDT berasal dari data Pendataan Program Perlindungan Sosial (PPLS) 2011. “Itu karena non-BDT, tidak masuk ke BDT. Dinonaktifkan oleh Kemensos. Ya itu kan BDT kita awal-awal dari PPLS, 2015 atau 2011,” ucapnya, Selasa (15/10).
Sebab itu, mulai Oktober ini Dinsos Permades berkirim surat kepada desa dan kelurahan untuk melakukan pendataan ulang secara berjenjang data warga miskin. Selain itu, Dinsos Permades juga menugaskan petugas dan Tenaga Kerja Sosial Kecamatan (TKSK) untuk melakukan Verifikasi dan Validasi (Verval) data terbaru warga miskin.
Namun, lantaran input data BDT 2019 berakhir pada 6 Oktober 2019 lalu, maka data final BDT baru bisa diinput pada Januari 2020 mendatang. “Karena kita ada petugas desa, untuk melakukan verval, kemudian dimasukkan ke Aplikasi Sipanji, baru masuk ke BDT,” jelasnya.
Dewi mengungkapkan, selain tak masuk BDT, KIS dinonaktifkan oleh Kemensos lantaran ada ketidaksesuaian Nomor Induk Kependudukan (NIK) atau NIK dobel. Hal ini, kata dia, disebabkan perubahan status pemegang KIS. Misalnya, sudah menikah atau berpindah tempat, atau berganti Kartu Keluarga (KK). “Itu kan sudah lama ya. Jadi orangnya sudah berubah lah. Sudah mampu, atau sudah pindah. Dimasukkan ke BDT dari desa, ya,” ungkapnya.
Dia menambahkan, Dinsos Permades terus berkoordinasi dengan pemerintah desa dan kelurahan agar secepatnya melakukan pendataan ulang warga miskin Banyumas. Dengan begitu KIS akan secepatnya bisa digunakan jika warga miskin sakit dan dirawat di fasilitas kesehatan. “Terus verval ini mas. Nanti pendataannya berjenjang,” ujarnya.