Semarang, Gatra.com - Komisi D DPRD Jawa Tengah mengingatkan agar proyek pembangunan jalan tol Semarang-Demak sepanjang 27 Km tidak merusak ekosistem yang ada di sana.
Proyek pembangunan tol Semarang-Demak senilai Rp12,24 triliun yang juga berfungsi sebagai tanggul laut tersebut dalam waktu dekat akan dikerjakan.
Menurut Wakil Ketua Komisi D DPRD Jawa Tengah (Jateng), Hadi Santoso dari 27 Km jalan tol, sekitar 10,63 Km berupa tanggul laut yang membentang dari Kaligawe (Semarang) sampai Morosari (Demak).
Daerah yang di tanggul itu merupakan daerah hilir Kali Babon dan Kali Sringin merupakan titik terparah abrasi selama ini maka perlu penanganan khusus.
“Untuk itu limpahan air sungai, sedimentasi, perubahan arus air laut serta ekosistem flora dan fauna perlu benar-benar diperhatikan serta dijaga. Jangan sampai niat baik, berujung kerusakan karena kurang matangnya perencanaan,” kata Hadi.
Lebih lanjut, Hadi, menyatakan pihaknya menyambut adanya tanggul laut pada proyek pembangunan jalan tol Semarang-Demak karena untuk mengatasi rob di daerah itu.
Dengan adanya tanggul laut itu harapan masyarakat segera terbebas dari genangan rob yang kerap melanda tempat tinggalnya dapat segera terwujud.
“Kami mengingatkan agar ekosistem dan daya dukung lingkungan tetap harus jadi prioritas,” ujar anggota dewan dari Fraksi PKS ini.
Selain itu, lanjut alumni Magister Ilmu lingkungan Undip Semarang ini, berdasarkan detail engginering desaign (DED) tol Semarang-Demak tidak hanya dibangun tanggul laut, tapi dilengkapi dua kolam retensi seluas 240 hektare dan 45 hektare.
Lokasi pembangunan kolam resistensi banyak tumbuh spesies mangrove yang khas serta banyak biota laut dan sungai. “Perlu dicarikan solusinya agar tidak sampai merusak ekosistem,” ucap Hadi.
Pelaksan pembangunan jalan tol Semarang-Demak adalah konsorsium PT Pembangunan Perumahan (PP), PT Wijaya Karya (Persero) Tbk, dan PT Misi Mulia Metrical. Konsorsium ini membentuk perusahaan dengan nama PT Pembangunan Perumahan Semarang Demak.
Proyek tersebut akan membutuhkan lahan sebesar 5,35 juta meter persegi atau setara dengan 1.523 bidang tanah. Saat ini tanah sudah dibebaskan 446.426 meter persegi (8,34%).
Sementara, Kepala Dinas Pekerjaan Umum Bina Marga dan Cipta Karya Jateng, Hanung Triyono, menyatakan dari hasil pemaparan pelaksanaan jalan tol Semarang-Demak akan melewati tiga kelurahan di Kota Semarang dan 18 desa di Kabupaten Demak.
Dua kelurahahan di Kota Semarang yakni di Kelurahah Terboyo Wetan, Terboyo Kulon, dan Trimulya yang berada di Kecamatan Genuk.
Sedangkan 18 desa di Kabupaten Demak yakni, Desa Sriwulan, Bedono, Purwosari, Sidogemah, Sayung, Loireng, dan Tambakrota di Kecematan Sayung.
Kemudian Desa Watu, Wonokerto, Kedunguter, Dukun, Karangsari, Pulosari, dan Grogol Kecamatan Karangtengah, serta Desa Karangrejo, Wonosalam, dan Kendaldoyong Kecamatan Wonosalam, serta Kadilangu Kecamatan Demak.
“Penentuan lokasi untuk jalan tol Semarang-Demak sudah selesai yakni akan melewati lima kecamatan dan 21 desa/kota di Kota Semarang dan Kabupaten Demak,” kata Hanung.