Jakarta, Gatra.com - Direktur Industri Elektronika dan Telematika Kemenperin, R. Janu Suryanto mengatakan, penurunan impor produk elektronik di tahun 2019 dinilai menjadi momentum yang baik untuk memperbaiki kinerja neraca perdagangan di sektor ini.
Selain itu, pemerintah juga gencar memacu industri elektronika dalam negeri agar dapat memperluas akses pasar hingga ke mancanegara.
“Kami terus mendorong ekspor produk elektronik lokal. Salah satu produk, berupa air purifier, hasil karya perusahaan nasional yang sedang dalam masa percobaan untuk ekspor ke Amerika Serikat. Selain itu, produsen mesin cuci juga tengah menjajaki produksi untuk menembus pasar Nigeria," katanya di Jakarta, Selasa (14/10).
Data Badan Pusat Statistik (BPS), pada Januari-Agustus 2019, nilai ekspor mesin/peralatan listrik mencapai USD5,55 miliar. Sedangkan, nilai impor mesin/peralatan listrik mencapai USD12,60 miliar atau menurun sekitar 10,97% dibandingkan periode yang sama pada tahun 2018.
Di triwulan terakhir 2019, lanjut Janu, Kemenperin masih optimistis mengejar peningkatan ekspor produk elektronika. Sejumlah perusahaan industri elektronika di Batam, seperti PT Satnusa Persada dan PT Pegatron Technology Indonesia, baru-baru ini mendapatkan kontrak baru untuk memasok produknya ke Amerika Serikat.
“Peluangnya masih terbuka karena berkurangnya pasokan produk elektronika dari China ke Amerika Serikat. PT Panasonic Manufacturing Indonesia baru-baru ini memperluas basis ekspornya ke Taiwan. Bahkan, LG Electronics Indonesia, juga berencana untuk memasok AC portable ke Amerika Serikat, dalam jumlah yang besar,” paparnya.
Janu menegaskan, pemerintah juga fokus mendorong industri elektronik di dalam negeri agar tidak hanya terkonsentrasi pada perakitan. Namun, industri elektronik juga harus terlibat dalam lingkaran rantai pasok bernilai tambah tinggi. Langkah strategis ini diwujudkan melalui upaya-upaya peningkatan investasi.
Sepanjang tahun 2018, nilai investasi industri elektronik menyentuh angka Rp12,86 triliun, naik dibanding tahun 2017 sebesar Rp7,81 triliun.
“Tahun ini, ditargetkan ada beberapa investasi baru yang akan masuk, yang secara total nilainya mencapai Rp1,3 triliun dengan proyeksi penyerapan tenaga kerja secara keseluruhan sebanyak 248,5 ribu orang,” ungkapnya.
Ia melanjutkan, investor ini berasal dari sektor industri semikonduktor dan komponen elektronik, industri peralatan listrik rumah tangga, industri komputer, barang elektronik, dan optik, serta industri peralatan teknik.