Banyumas, Gatra.com - Upaya Pemerintah Kabupaten Banyumas merealisasikan konsep smart city masih terganjal regulasi dan sinergitas antarorganisasi perangkat daerah. Sebab, masih banyak pemanfaatan teknologi yang belum tepat sasaran.
Anggota Dewan Smart City Banyumas, Ali Rokhman mengatakan, Pemkab Banyumas telah menerapkan teknologi informasi pada fasilitas publik. Namun, fasilitas yang sudah ada hanya dimanfaatkan oleh instansi tertentu.
"Contohnya di perempatan. Itu kan ada CCTV yang dimiliki Dishubkominfo Banyumas. Seharusnya, bisa disinergikan dan dapat diakses dinas lain seperti dinas sosial. Mereka bisa memantau gelandangan, pengemis, pengamen. Dinsos tahu, Satpol PP tahu dan masalah itu bisa diatasi antarlembaga," kata Ali, usai rapat koordinasi Jambora Kelompok Sadar Wisata Banyumas, di komplek Lapangan Tembak Gelanggang Olahraga Satria Purwokerto, Kabuapten Banyumas, Jawa Tengah, Senin (14/10).
Menurut Rektor Institut Teknologi Telkom Purwokerto ini, untuk mengatur sinergitas antar instansi ini dibutuhkan regulasi yang tepat. Hal tersebut juga dituangkan pada masterplan yang tengah dibahas oleh Dewan Smart City bersama pemerintah daerah.
Ali mengatakan, regulasi yang dibuat yang tidak hanya menitikberatkan penggunaan teknologi informasi saja. Konsep dasar smart city, yaitu memberikan solusi kreatif dan inovatif atas permasalahan kota. Mulai dari penanganan pemukiman kumuh, PGOT, sampah, limbah, kesehatan dan hingga kemacetan.
"Menurut saya perlu ada fokus. Istilahnya quick win. Perlu ada masalah yang harus dipecahkan dan dijawab dengan cara cerdas. Ini perlu penggalian masalahnya yang bisa dijawab dengan teknologi informasi itu," katanya.
Ali mengatakan, kalangan akademisi dari IT Telkom Purwokerto siap bersinergi untuk mengembangkan konsep smart city di Kabupaten Banyumas. Pihaknya juga siap menerjunkan dosen maupun mahasiswa untuk berkolaborasi dengan elemen lain mewujudkan kota pintar.
Menurut dia, pihaknya telah lama terlibat kerjasama dengan Pemkab Banyumas dalam hal pengembangan bidang IT. Itu dimulai dari membantu penyiapan dokumen-dokumen e-government serta riset pengembangan usaha mikro kecil dan menengah (UMKM) di Banyumas. Salah satunya dengan menciptakan alat pengatur suhu dan kelembaban rumah budi daya jamur.
"Kami punya sumber daya, baik dosen maupun mahasiswa yang bidangnya sangat mendukung smart city. Oleh karena itu, kami dapat bersinergi dengan semua yang berkepentingan di Banyumas dan sekitarnya," kata dia.
Terpisah Kepala Dinas Komunikasi dan Informatika Banyumas, Yayah Setiono mengatakan, hingga saat ini pihaknya masih menyusun masterplan. Saat ini telah berjalan empat tahap.
"Sudah, draf, prioritas sampai musyawarah sudah berjalan. Target dari penerapan smart city, supaya pada era digital ini semua pelayanan dan kegiatan pemerintahan bisa terkoneksi dengan IT. Kita juga perlu daya dukung dari bidang lain seperti lingkungan dan infrastruktur," katanya.
Menurutnya, Banyumas masuk dalam 25 kabupaten/kota di Indonesia untuk program tersebut. Pihaknya mengaku diundang Kementerian Komunikasi dan Informatika pada 6 November 2019 untuk melakukan paparan masterplan.