Riyadh, Gatra.com - Presiden Rusia, Vladimir Putin mengunjungi Arab Saudi untuk pertama kalinya dalam lebih dari satu dekade terakhir pada Senin (14/10). Dia berusaha untuk memanfaatkan pengaruh dari kemajuan militernya yang sedang berkembang di Suriah untuk menjalin hubungan yang kuat dalam kebijakan energi dengan Saudi.
Seperti dilansir Reuters, Moskow telah menambah kekuatan di Timur Tengah pada 2015 lalu dengan mengirimkan pasukan ke Suriah.
Menjelang perjalanan yang dilakukan Putin, pasukan Amerika Serikat dievakuasi dari Suriah Utara. Diketahui sekutu Kurdi sebelumnya membuat kesepakatan dengan tentara Assad yang didukung Rusia yang bertujuan menghentikan serangan Turki.
Rusia juga telah memperkuat hubungan dengan Muslim Sunni Arab Saudi dan Iran Syiah yang sedang mengalami ketegangan. Konflik akibat adanya serangan yang diduga dilakukan oleh Iran terhadap aset minyak milik Saudi.
Konflik antara Iran dan Saudi juga berlangsung dengan adanya perang proksi yang terjadi di Suriah. Ketegangan semakin tinggi setelah Washington keluar dari perjanjian nuklir internasional 2015 pada tahun lalu. Sementara AS kembali memberlakukan sanksi terhadap Iran.
Dalam kunjungannya, Putin ditemani oleh Menteri Energi serta Kepala Dana Kekayaan Rusia. Mereka akan mengadakan pembicaraan dengan Raja Salman dan penguasa de facto kerajaan Saudi, Putra Mahkota Mohammed bin Salman.
Menjelang kunjunganya, Putin juga telah memberikan penawaran untuk menyediakan sistem pertahanan Rusia ke kerajaan Saudi. Hal itu menyusul adanya serangan 14 September lalu pada fasilitas minyak milik Saudi. Presiden Rusia ini juga mengatakan, pihaknya dapat memainkan peran positif dalam mengurangi ketegangan dengan Teheran karena Putin mengaku memiliki hubungan baik dengan kedua belah pihak.
Sementara itu, rencana Saudi yang mempertimbangkan untuk membeli sistem rudal milik Rusia S-400 menimbulkan keresahan di Washington. Bahkan, pada akhir pekan lalu AS mengumumkan bahwa mereka akan mengirim setidaknya tiga ribu tentara dan sistem pertahanan udara tambahan ke Arab Saudi setelah adanya serangan yang terjadi pada bulan lalu.