Yogyakarta, Gatra.com - Kepala Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG) Hanik Humaida menyatakan penyebab letusan awan panas Gunung Merapi Senin (14/10) sore sama seperti letusan sebelumnya pada 22 September 2019.
“Namun kali ini letusan awan panas yang terjadi pukul 16.31 WIB ini lebih besar dengan ketinggian kolom hingga 3.000 meter. Status Gunung Merapi masih tetap waspada dengan jarak aman tiga kilometer dari puncak,” jelasnya di ruang monitor BPPTKG, Yogyakarta, Senin petang.
Mengacu pada letusan sebelumnya, Hanik menjelaskan letusan awan panas ini terjadi karena dua sebab. Pertama, tekanan gas dari produksi magma yang terus-menerus, sedangkan sejumlah rekahan di kubah Merapi tertutup. Kondisi ini menyebabkan tekanan meningkat dan rekahan tersebut berubah fungsi menjadi katup.
Adapun penyebab kedua adalah suplai magma yang terus menerus dan meningkat secara dratis. Hal ini dibuktikan dengan terjadinya beberapa gempa internal dalam beberapa hari terakhir. “Peningkatan suplai magma ini memungkinkan terjadinya peningkatan gas dan ini menandakan Merapi masih terus beraktivitas,” lanjutnya.
Hanik menerangkan, meski ketinggian letusan mencapai tiga kilometer, aktivitas penerbangan masih aman. Dengan angin yang bertiup ke barat daya, hujan abu kemungkinan turun di kawasan Magelang dan sekitarnya. Adapun arah timur (Klaten) dan selatan (DIY) terdampak dalam skala kecil.
Karena pandangan tertutup kabut, Hanik mengatakan BPPTKG sampai Senin malam belum mengetahui jumlah kubah lava yang terlontar dan jarak luncuran lava. Namun dia menyebut jarak luncuran tidak kurang dari tiga kilometer.
“Satu peralatan pemantau di dekat kawah dilaporkan hilang, tapi hal itu tidak masalah karena masih ada beberapa titik pemantauan yang lain,” katanya.
Secara terpisah, GM PT Angkasa Pura I Bandara Adisutjipto Agus Pandu Purnama menyatakan hingga pukul 18.00 WIB penerbangan dari dan ke DIY masih aman. Tidak ada pesawat yang harus melakukan kembali ke pangkalan awal karena letusan Merapi.
“Di kawasan Bandara Adisujipto dan Bandara Internasional Yogyakarta (BIY) dilaporkan tidak terjadi hujan abu. Meski abu dibawa angin ke barat daya, BIY masih aman dan jam operasi tutup pukul 18.00 WIB,” katanya.