Palembang, Gatra.com – Pagi ini, (14/10), udara di Palembang dalam kondisi paling ekstrim sepanjang kemarau tahun ini. Kota Palembang dikepung asap hasil dari kebakaran hutan dan lahan (Karhutla) dari sejumlah daerah di Sumsel. Hal ini diketahui dari website Badan Meteorlogi dan Geofisika (BMKG). Stasiun meteorlogi menyebar informasi mengenai konsentrasi PM10, secara aktual (realtime).
Kepala Stasiun Meteorlogi BMKG Kelas IA Kenten Palembang, Nuga Patriantijo mengatakan pagi ini, di Palembang, konsentrasi PM10 paling tinggi yakni terjadi pada pukul 09.00 wib, konsentrasi PM10 mencapai 835 µgram/m3.
Padahal, berdasarkan grafik di website (https://www.bmkg.go.id), diketahui katagori berbahaya hanya mencapai angka 800 µgram/m3.
“PM 10 ialah satu diantaranya lima komponen yang menentukan Indeks Standar Pencemaran Udara (ISPU). Adapun, ISPU ditentukan oleh CO, SO2,03, NO2 dan PM10. Pagi ini, PM 10 yang tertinggi,”ujarnya, Senin (14/10).
baca juga : https://www.gatra.com/detail/news/450683/kebencanaan/-pagi-ini-udara-palembang-kembali-berbahaya-akibat-asap
Di website BMKG sendiri, konsentrasi PM10 dibagi dalam lima katagori yakni baik, sedang, tidak sehat, tidak sehat sekali dan berbahaya. Pada nilai konsentrasi PM10 dengan nilai di atas 400 µgram/m3, maka sudah dikatagorikan berbahaya. Konsentrasi PM10, mulai diatas 400 yakni pada pukul 00.000 wib, 03.000 wib, 07.000 wib, 08.000 wib dan mencapai 09.00 wib.
Namun, menurut Nuga, nilai ISPU diperoleh dari rata-rata kelima komponen partikel udara tersebut. Sehingga dipastikan nilai ISPU akan lebih rendah dari PM10. Sementara penentuan nilai ISPU dikeluarkan oleh Dinas Lingkungan Hidup – Pertanahan (DLH-P) Sumsel.
Berdasarkan keterangan persnya, kondisi asap ekstrim di Palembang disebabkan adanya asap karhutla yang terjadi di Banyuasin 1, Pampangan, Tulung Selapan, Pedamatan, Pemulutan, Cengal, Pematang Panggang dan Mesuki dengan total titik api (hotspot) mencapai 260 titik panas. Penyebaran titik panas dengan nilai kepercayaan di atas 80% terbanyak di kabupaten OKI sebanyak 139 titik api, dan di Kabupaten Banyuasin sebanyak 67 titik api. Selain itu kabut asap juga membuat jarang pandang paling rendah yakni 50-150 meter dari jam 06.30-08.30 WIB.