Pekanbaru, Gatra.com - Kebakaran hutan dan lahan yang terjadi di Riau ternyata tidak hanya membikin warga kelimpungan oleh kabut asap, tapi juga merembet pada pelemahan ekonomi sekitar 0,2 persen.
Kepala Bank Indonesia Perwakilan Riau Decymus menyebut kalau prediksi itu sudah melalui kajian. "Acuan penghitungan kami berdasarkan perhitungan Bank Dunia terkait kasus kebakaran hutan dan lahan (karhutla) pada 2015 lalu. Hasil kajian itu, kabut asap berdampak ke pelemahan ekonomi Riau sebesar 0,2 persen sampai akhir tahun ini," terang Decymus kepada Gatra.com, Senin (14/10).
Lantaran terjadi pelemahan, maka target pertumbuhan ekonomi Riau pun menjadi terkoreksi dari yang sebelumnya di rentang 2,6 hingga 3 persen, menjadi 2,4 hingga 2,8 persen.
"Beberapa bagian yang masuk dalam penghitungan dampak ekonomi akibat asap antara lain hotspot atau titik panas. Hingga September 2019, tercatat ada 2.250 hotspot. Sementara pada 2015, hotspot ada 7.155," Decymus mengurai.
Lalu dari sisi lahan terbakar, BI mencatat bahwa selama tahun ini lahan terbakar seluas 49.000 hektare. Ini lebih rendah dibanding 2015 yang mencapai 184.000 hektar. Kemudian curah hujan tahun ini tercatat 140,4, sementara 2015 lalu mencapai 194,8.
"Terkait durasi kabut asap, tahun ini tercatat Riau sudah diselimuti asap selama 2 bulan, sementara 2015 lalu dua kali lipatnya," kata Decymus.
Lantas dari sisi okupansi perhotelan di triwulan III/2019 mengalami penurunan sebesar 3 persen bila dibandingkan triwulan sebelumnya.
"Di sektor perkebunan, BI mencatat penurunan produksi sawit sebesar 9,8 persen, lebih rendah dibanding 2015 yang mencapai 12,62 persen," terangnya.
Di sektor pendidikan, libur sekolah terjadi selama 9 hari. Kemudian pada sektor kesehatan tercatat jumlah penderita ISPA naik 72 persen, konsumsi energi listrik naik 3,1 persen dan sektor perdagangan turun 2,15 persen.
"Adapun untuk sektor penerbangan, pihaknya mendapatkan laporan adanya 7 jadwal penerbangan yang dibatalkan, serta 50 jadwal penerbangan terganggu. Mulai dari dialihkan, terlambat hingga kembali lagi ke bandara asal," katanya.