New York, Gatra.com - Presiden Amerika Serikat, Donald Trump sempat membuat heboh media massa pada Agustus lalu saat memberikan pernyataan ingin membeli Pulau Greenland. Meski upaya itu tampaknya sia-sia karena Greenland bukan pulau yang bisa dibeli.
Publik mulai mempertanyakan tingkah Trump yang disinyalir ingin menguasai daerah di bagian Antartika. Hal ini karena AS merupakan salah satu dari delapan negara yang mengelilingi Antartika seperti Kanada, Denmark, Finlandia, Islandia, Norwegia, Rusia, dan Swedia.
Dilansir dari Live Science, beberapa negara bahkan sudah mendaftarkan proposal resmi ke Perserikatan Bangsa-bangsa untuk mengklaim sebagian wilayah laut Arktik. Pemanasan global yang menyebabkan mencairnya sebagian es di Arktik, membuat permukaan laut yang ada semakin mudah diakses oleh negara lain.
“Berdasarkan kondisi saat ini, perkiraan Arktik akan benar-benar kehilangan es nya akan terjadi pada tahun 2040 atau 2050 mendatang,” ujar Richard Powell selaku ahli geologi dari Scott Polar Research Institute at the University of Cambridge di Inggris.
Ketertarikan beberapa negara di kawasan Antartika tersebut kini lebih dikenal dengan sebutan “Perang Dingin” terbaru. Hal ini lantaran dua negara adidaya yakni Rusia dan Amerika Serikat merupakan pemain besar dalam perang dingin tersebut.
Berdasarkan penelitian, alasan di balik persaingan menguasai laut Arktik karena terdapat cadangan minyak dan gas yang berada di kawasan itu. Sekitar 90 miliar barel minyak atau 13% dari cadangan minyak dunia yang belum tereksplor, serta cadangan gas yang mencapai 30% dari total yang ada di muka bumi.