Home Milenial Begini Cuaca Saat Hari Tanpa Bayangan di Kebumen dan Cilacap

Begini Cuaca Saat Hari Tanpa Bayangan di Kebumen dan Cilacap

Cilacap, Gatra.com – Hari tanpa bayangan yang terjadi di Jawa Tengah sejak Kamis, 10 Oktober 2019. Minggu, 13 Oktober 2019, Purworejo, Kebumen dan Cilacap menjadi wilayah yang paling akhir mengalami hari tanpa bayangan di Jawa Tengah.

Prakirawan Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Stasiun Meteorologi Cilacap, Rendy Krisnawan mengatakan, langit cerah tanpa tutupan awan di Kebumen dan Cilacap agak muskil terjadi.

Sebabnya, beberapa hari terakhir, kawasan Banyumas raya berawan, dan sempat pula diguyur hujan kategori sedang. Tetapi, Lantaran masih masa awal musim hujan, awan yang tertutup pun tak sebegitu tebal. Masih ada kemungkinan hari tanpa bayangan akan tetap bisa disaksikan.

“Sepertinya berawan mas tapi masih bisa terlihat sinar mataharinya,” katanya, Sabtu (12/10).

Pada Minggu, 13 Oktober 2019, cuaca Kebumen dominan berawan. Cuaca berawan ini berlangsung mulai pukul 07.00 WIB, hingga Senin, 14 Oktober 2019, pukul 07.00 WIB.

Adapun di Cilacap, pada Minggu pagi hari, cuaca berawan tebal. Namun, beranjak siang, suasana berangsur lebih cerah dan hanya berawan.

Kondisi ini, diperkirakan bertahan hingga malam hari. Pada Senin pagi, diperkirakan turun hujan lokal di Cilacap.

“Prakiraan cuaca eks-Karesidenan Banyumas berlaku antara Minggu 13 Oktober 2019 pukul 07.00 WIB, hingga Senin 14 Oktober 2019, pukul 07.00 WIB,” ucap Nurfaijin, Prakirawan BMKG Cilacap.

Kepala Stasiun Meteorologi Cilacap, Taruna Mona Rachman mengemukakan, sebenarnya, hari tanpa bayangan rutin terjadi dua kali tiap tahun di Indonesia. Hanya saja, fenomena ini selalu menarik saat terjadi pada kemarau.

Kulminasi atau transit atau istiwa' adalah fenomena ketika matahari tepat berada di posisi paling tinggi di langit. Saat deklinasi Matahari sama dengan lintang pengamat, fenomenanya disebut sebagai Kulminasi Utama.

Pada saat itu, matahari akan tepat berada di atas kepala pengamat atau di titik zenit. Akibatnya, bayangan benda tegak akan terlihat "menghilang". Karena bertumpuk dengan benda itu sendiri.

“Karena itu, hari saat terjadinya kulminasi utama, dikenal juga sebagai hari tanpa bayangan,” kata Mona.

Di Jawa Tengah, 35 kabupaten atau kota bakal mengalami hari tanpa bayangan, mulai 10 Oktober 2019. Ini terjadi baik wilayah yang berada di sisi utara, maupun sisi selatan Jawa Tengah.

Wilayah paling cepat mengalami hari tanpa bayangan di Jawa Tengah adalah Jepara. Sebuah wilayah di sisi utara timur Jawa Tengah. Di Jepara, hari tanpa bayangan terjadi pada Kamis, 10 Oktober, pukul 11:24:29 WIB.

Mona mengemukakan, tak ada yang aneh dengan hari tanpa bayangan. Penyebab hari tanpa bayangan karena bidang ekuator bumi atau bidang rotasi bumi tidak tepat berimpit dengan bidang ekliptika atau bidang revolusi bumi.

Karenanya, posisi matahari dari bumi akan terlihat berubah terus sepanjang tahun antara 23,5 derajat LU sampai dengan 23,5 derajat LS. Hal ini disebut sebagai gerak semu harian Matahari.

Pada tahun ini, matahari tepat berada di khatulistiwa pada 21 Maret 2019 pukul 05.00 WIB dan 23 September 2019 pukul 14.51 WIB. Adapun pada 21 Juni 2019 pukul 22.55 WIB Matahari berada di titik balik Utara (23,5 derajat LU) dan pada 22 Desember 2018 pukul 11.21 WIB Matahari berada di titik balik Selatan (23,5 derajat LS).

“Mengingat posisi Indonesia yang berada di sekitar ekuator, kulminasi utama di wilayah Indonesia akan terjadi dua kali dalam setahun dan waktunya tidak jauh dari saat Matahari berada di khatulistiwa,” Mona menjelaskan.

1776