Palembang, Gatra.com – Kepemimpinan Gubernur Sumatera Selatan (Sumsel), Herman Deru dan wakilnya, Mawardi Yahya sudah memasuki usia satu tahun. Dalam kesempatan refleksi itu, Gubernur Herman Deru menyampaikan dirinya masih mengoreksi penyebab mengapa masih ada kabupaten dengan biaya hidup tinggi, misalnya kabupaten Musi Rawas Utara (Muratara).
Dikatakan Deru, dalam evaluasi yang dilakukannya terdapat keinginan guna mengurangi angka kemiskinan namun masih terdapat kabupaten misalnya saja, Muratara dengan biaya hidup yang tinggi. Hal ini kemungkinan besar disebabkan perlunya infrastuktur sebagai penunjang distribusi kebutuhan barang pokok ke kabupaten tersebut.
“Kesejahteraan itu ukurannya dua, yakni pendapatan dan biaya hidup. Bisa jadi, pendapatan rendah, namun seiring dengan biaya hidupnya namun ada di Sumsel ini, masih ada kabupaten dengan biaya hidup yang masih tinggi. Itu kenapa?,” ungkap Deru.
Jika dibandingkan antara kabupaten, di Muaratara, biaya hidupnya satu warga bisa mencapai 436.000/bulan. Jika penghasilan berada di bawah biaya hidup tersebut maka warga bersangkutan masuk dalam katagori masyarakat miskin. Karena itulah, kabupaten tersebut memiliki tingkat kemiskinan tertinggi (19,12%). Berbeda dibandingkan dengan kota Prabumulih, yang garis kemiskinan mencapai Rp530.748/bulan sedangkan garis kemiskinan terendah berada di kabupaten Empat Lawang dengan garis Rp306.546.
“Jawabannya ialah ketersediaan infrastuktur, ini yang cuba kita optimalkan guna mencapai target pengurangan angka kemiskinan satu digit, termasuk soal jalan provinsi,”ungkap Deru.
Guna menjalankan visi itu, Deru mengatakan kondisi jalan terutama dalam tupoksi jalan Provinsi sudah mengalami peningkatan. Berdasarkan datanya, penanganan jalan kewenangan provinsi 2019 sepanjang 232,6 km atau 40 ruas jalan dari 73 ruas jalan provinsi. Selain jalan, juga penyelesaian 11 jembatan. Dari panjang jalan provinsi, 1,5 juta km, pada triwulan ke II tahun ini, jumlah kondisi jalan yang mantap mencapai 72,71% atau 1.100 km meningkat dibandingkan tahun 2018, sebesar 67,39%.
Adapun soal tingkat kemiskinan, Sumsel mengalami penurunan 2.660 orang. Penurunan dari angka kemiskinan yang sebelumnya 12,80% atau sebanyak 1.076.400 orang menjadi 1.073.740 orang (12,71%).