Denpasar, Gatra.com- Dalam sambutan di acara "Asean Getting to Zeros Mayors Meeting", Menteri Kesehatan Republik Indonesia, Nila F. Moeloek menyampaikan, Indonesia berkomitmen meningkatkan cakupan layanan kesehatan serta mengurangi kesenjangan. Hal ini telah dimulai sejak pelaksanaan jaminan kesehatan nasional pada 2004. Oleh karena itu, Nila berharap, adanya peningkatan sistem pelayanan kesehatan.
"Langkah ini sejalan dengan target global WHO “triple billion” yakni memastikan, 1 miliar orang memperoleh manfaat dari asuransi kesehatan. Sedangkan 1 miliar orang terlindungi dari kegawatdaruratan kesehatan. [Kemudian] 1 miliar orang meningkat status kesehatannya," ujarnya di Nusa Dua, Kabupaten Badung, Bali, Jumat (11/10).
Menkes mengatakan, Pemerintah Indonesia sangat menyadari, Jaminan Kesehatan Nasional menyediakan paket pelayanan kesehatan yang komprehensif guna mengatasi masalah kesehatan, termasuk berkontribusi terhadap peningkatan beban penyakit. Selain itu, memastikan tidak ada orang yang ditinggalkan atau tidak memperoleh layanan kesehatan. Masyarakat Indonesia harus dapat mengakses pengobatan Antiretroviral (ARV).
"Pelayanan yang sangat dibutuhkan oleh populasi kunci dan Orang dengan HIV dan AIDS (ODHA). [Ini] sudah termasuk dalam Standar Pelayanan Minimum (SPM) di Indonesia,"ujarnya.
Standar pelayanan minimum sektor kesehatan tersebut, mencerminkan komitmen para pemimpin daerah mencegah dan mengendalikan HIV AIDS di wilayah mereka. Semua layanan kesehatan di negara ini harus mampu menyediakan tes HIV, yakni di 9.825 layanan kesehatan primer (Puskesmas) dan 2.776 rumah sakit.
"Guna mendukung upaya tersebut, Pemerintah Indonesia secara berkelanjutan terus melibatkan organisasi masyarakat sipil lokal di semua tingkat pengambilan keputusan. [Hal tersebut] sebagai wujud penghapusan stigma dan diskriminasi dalam mengakses layanan kesehatan,"pungkasnya.