Jakarta, Gatra.com - Polri sebut terduga pelaku penyerangan dan penusukan terhadap Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum dan Keamanan, Wiranto, yakni SA alias Abu Rara, mengaku tak mengenal target sasarannya. Penyerangan dilakukan secara spontan.
Abu Rara diketahui simpatisan jaringan teroris Jamaah Ansharut Dhaulah (JAD) yang berafiliasi dengan pimpinan JAD Bekasi, Abu Zee. Abu Zee telah ditangkap Detasemen Khusus (Densus) 88 Antiteror medio September 2019.
Kepala Biro Penerangan Masyarakat (Karopenmas) Humas Polri Brigjen Pol Dedi Prasetyo menjelaskan, motif dari Abu Rara melakukan penyerangan karena merasakan stres setelah Abu Zee ditangkap. Ia beranggapan dirinya akan turut dicokok oleh Densus 88 nantinya.
"Ketika Abu Zee tertangkap, dari hasil pemeriksaan penyidik, dia (Abu Rara) merasa stres, beranggapan akan ditangkap, ditembak. Maka dia mencari momentum (penyerangan) itu," kata Dedi di Mabes Polri, Jakarta Selatan, Jumat (11/10).
Alasan itulah lanjut Dedi, Abu Rara mengaku merencanakan menyerang pejabat publik. Saat mendapat kesempatan Wiranto berkunjung, Abu Rara, secara spontan, menyerangnya di Alun-alun Menes, Pandeglag, Banten, Kamis (10/10).
"(Dia) lari-lari ketika dapat info 'kapal' (sasaran) mau mendarat, masyarakat berkumpul, ada pejabat publik, pemerintah turun, dia (Abu Rara) spontan turun," ujar Dedi.
Sebelumnya, Dedi mengatakan Abu Rara terpapar paham radikal ISIS yang cenderung melakukan penyerangan terhadap pejabat publik dan kepolisian, tanpa mengenal lebih jauh sasarannya.
"Karena aparat kepolisian dan pejabat publik yang setiap saat melakukan penegakan hukum terhadap kelompok tersebut," katanya di Mabes Polri, Jakarta Selatan, Kamis (10/10).
Adapun indikasi awal polisi menduga pelaku terpapar paham tersebut setelah diperoleh keterangan dari informasi di lapangan. Meski keterangan tersebut masih perlu pendalaman lebih lanjut.
Insiden penyerangan Abu Rara dilakukan setelah eks Panglima TNI itu mengisi kuliah umum di Universitas Mathla'ul Anwar, Pandeglang, Kamis (10/10) pukul 11.55 WIB. SA melakukan aksi itu bersama istrinya, FA.
Dedi membeberkan, pelaku merupakan pria kelahiran Medan, Sumatera Utara, 1968. Terduga pelaku saat ini sudah diamankan di Mabes Polri.