Bandung, Gatra.com - Gadget menyebabkan candu yang dapat menggaggu kejiwaan. Direktur Umum Rumah Sakit Jiwa Jawa Barat, Elly Marlyani menuturkan, hal tersebut juga bisa dialami oleh anak di bawah usia sekolah.
Menurut Elly, anak bisa mengalami gangguan kejiwaan apabila orang tua mengajarkan menggunakan gadget sejak dini. Ketergantungan itu memicu kemunculan zat di otak yang mengakibatkan gangguan kejiwaan.
"Ini bisa terjadi pada anak usia lima tahun. Sekarang orang tua sudah membiasakan mereka untuk menggunakan handphone," kata Elly di Bandung, Jumat (11/10).
Kecanduan gadget, lanjut Elly bisa mengakibatkan anak menjadi tempramental. Dia mengamati, pernah ada anak mengamuk karena pemadaman listrik panjang. Anak itu marah karena handphonenya kehabisan baterai.
"Dia ngamuk dan merusak pintu, hanya karena handphonenya tidak bisa di-charge," ungkap Elly.
Kondisi tersebut juga bisa terjadi pada anak usia remaja. Elly mengatakan, orang tua harus waspada ketika melihat anak remajanya mudah sedih, lesu, dan malas beraktivitas. Menurutnya, gejala tersebut sudah masuk tahapan depresi.
"Hal tersebut akan diperparah dengan kondisi putus asa dan putus harapan, hingga mudah memutuskan untuk mengakhiri hidupnya," jelas Elly.
Meski gadget sudah ada sejak lama. Namun menurut Elly, fenomena ini terjadi pascafungsi handphone mulai beralih menjadi telepon pintar. "Rasanya dulu gadget tidak menyebabkan ketergantungan," imbuhnya.
Lebih lanjut, Elly mengatakan setiap orang memiliki kecenderungan untuk stress. Ketika tidak mampu mengolah stres, maka akan masuk dalam fase depresi. Anak yanh mengalami depresi dikategorikan Orang Dengan Masalah Kejiwaan (ODMK).
"Satu dari 10 orang di Jawa Barat mengalami ODMK dan gadget masuk di dalamnya," terang Elly.
Sebagai langkah untuk mengantisipasi hal tersebut, Elly mengimbau kepada orang tua untuk mengembalikan handphone kepada fungsinya. Selain itu, ia mengajak anak untuk lebih banyak beraktivitas sesuai dengan usianya.
"Apakah anak-anak sudah harus menggunakan gadget? Akan lebih baik jika mereka diajak bermain, misal permainan tradiasional dan lainnya," pungkasnya.