Jakarta, Gatra.com - Gubernur Bank Indonesia (BI), Perry Warjiyo optimis neraca transaksi berjalan atau Current Account Devisit (CAD) terjaga di kisaran 2,5%-3%, pada triwulan III hingga penghujung 2019. 

"Ya, kami perkirakan CAD di kisaran itu (2,5%-3%)," katanya kepada awak media, di Gedung BI, Jakarta, Jumat (11/9). 

Perkiraan tersebut, lanjut Perry masih sejalan dengan data terakhir Badan Pusat Statistik (BPS), yang menunjukkan surplus pada neraca perdagangan, yaitu sebesar US$8,5,1 pada Agustus 2019.

"Jadi, memang untuk bulan lalu terjadi surplus, dan kami masih menunggu perhitungan terakhir dari BPS lagi," katanya.

Perry juga menegaskan perkiraan tersebut sesuai dengan dukungan dari beberapa faktor.

"Jadi, sesuai dukungan PMA (Penanaman Modal Asing) dan investasi portofolio khususnya ke SBN (Surat Berharga Negara)," ucapnya.

Sebelumnya, CAD dilaporkan melebar pada kuartal II 2019, sebesar 3,04% atau setara dengan US$8,4 miliar. 

Deputi Gubernur Senior (DGS) Bank Indonesia (BI), Destry Damayanti, mengatakan, gejala itu bukanlah suatu persoalan yang signifikan.

"Kalau kita bicara CAD, sebenarnya untuk Indonesia, di mana kita masih dalam tren pertumbuhan. Maka, itu hal yang wajar," katanya Jumat lalu.

Destry menjelaskan kewajaran itu karena untuk membiayai hal-hal produktif, yang bukan untuk konsumtif.

"Jadi, dipakai untuk bisa meng-generate future income, misalnya pembiayaan infrastruktur" katanya.