Texas, Gatra.com - Para pencari suaka yang sebelumnya mengungsi di wilayah Amerika Serikat (AS) kini mulai mendirikan tenda pengungsian di sebuah jembatan perbatasan AS-Meksiko. Mereka menunggu kepastian hukum atas kebijakan Migrant Protection Protocols (MPP) yang akan diberlakukan pemerintah AS.
Ketidakpastian perlindungan untuk pencari suaka muncul di tengah wacana perubahan kebijakan AS. September lalu, Mahkamah Agung mengeluarkan keputusan yang akan memungkinkan pemerintah AS untuk menolak pencari suaka yang telah melewati negara ketiga seperti Meksiko.
Banyak dari mereka yang tinggal di tenda atau di trotoar sambil menunggu kebijakan dari pemerintah AS. Beberapa migran mengatakan mereka mencoba untuk menetap di AS, tetapi merasa frustrasi karena tanggal penetapan kebijakan MPP terus didorong mundur. Mereka tidak yakin berapa lama akan mengungsi di perbatasan Meksiko.
"Kami ingin berdebat, kami tidak meminta untuk berada di Meksiko, mereka [pemerintah AS] mengirim kami ke sini secara tidak adil," kata seorang pria yang menolak menyebutkan namanya, dikutip dari Reuters, Jumat (11/10).
Sementara itu, Walikota Matamoros Meksiko, Mario Lopez dan meminta para pencari suaka untuk meninggalkan jembatan perbatasan. Sebab, lalu lintas terpaksa ditutup karena mereka mengungsi di sana.
Seorang lelaki asal Honduras merespon imbauan tersebut dengan menunjukkan adanya benjolan dan ruam di tenggorokan putrinya yang masih muda. Dia menunjukan kepada pemerintah setempat bahwa kondisi tempat pengungsian tak higienis.
Pencari suaka itu menolak untuk meninggalkan kamp pengungsian meskipun pemerintah Meksiko memfasilitasi bus untuk mereka. Dia menolak kembali ke Honduras karena tingkat pembunuhan kampung halamannya itu sangat tinggi.
"Aku harus kembali ke Honduras. Dan Anda tahu berita di sana. Jika kita kembali ke Honduras, dalam satu hari, dalam 24 jam, kita sudah mati," ucapnya.