Jakarta, Gatra.com - PT Sarana Multi Infrastruktur (Persero) (PT SMI) mengalami peningkatan signifikan pada triwulan III 2019. Perusahaan ini berhasil membukukan pendapatan usaha sebesar Rp3,88 triliun yang artinya melampaui target sebesar 106,60%. Sedangkan total aset year on year PT SMI mengalami kenaikan sebesar 22,75% dari September 2018 - September 2019, sehingga total aset saat ini sebesar Rp73,03 triliun.
Direktur Utama PT SMI Edwin Syahruzad menuturkan, pada tahun 2019, PT SMI berhasil memperolah mandat untuk Jasa Konsultasi sebanyak enam proyek yang merupakan Proyek Strategis Nasional (PSN) antara lain Proyek Kerja sama Pemerintah dengan Badan Usaha (KPBU) Unsolicited Kereta Jalur Lingkar, Proyek LRT Jakarta, dan Pekerjaan Lanjutan Pendampingan Transaksi dan Legal KPBU Satelit Multifungsi.
"PT SMI berhasil membukukan laba bersih sebesar total Rp1,53 triliun [posisi Desember 2018]. Jumlah tersebut mengalami peningkatan dibanding Desember 2017 yang mencapai Rp1,26 triliun atau tumbuh 21,3% secara year on year (YoY)," katanya kepada wartawan dalam kesempatan acara PT SMI & Media Meet Up 2019, di Pulau Bidadari, Kepulauan Seribu, Jakarta, Kamis (10/10).
Adapun penopang pertumbuhan laba tersebut, lanjutnya, berasal dari bisnis pembiayaan dan investasi senilai Rp98,0 triliun dan Rp58,5 triliun. Angka ini mencerminkan pertumbuhan sebesar 31,7% dan 38,4% dibandingkan periode yang sama tahun 2018.
Selanjutnya, berasal dari bisnis jasa konsultasi, proyek yang dikerjakan dari Januari hingga September 2019 sebanyak enam proyek di mana empat proyeknya merupakan Proyek Strategis Nasional (PSN) dan Bisnis Pengembangan Proyek. Pengerjaan proyek ini hingga Agustus 2019 sebanyak sembilan penugasan.
Oleh karena itu, Syahruzad menambahkan, selama 10 tahun mendukung percepatan pembangunan infrastruktur Indonesia, PT SMI memiliki fundamental kuat untuk tumbuh secara berkelanjutan.
Ia menekankan, komitmen PT SMI untuk kemajuan bangsa dalam sektor infrastruktur dasar maupun infrastruktur sosial dengan berperan sebagai katalis, mempercepat pembangunan infrastruktur. Melalui peran ini, PT SMI bertindak tidak hanya sebagai enabler yang menginisiasi masuk ke sektor infrastruktur yang belum bankable menjadi pionir di pasar dan menciptakan efek crowding in.
Menurutnya, dalam menjalankan perannya, PT SMI juga berfungsi sebagai market maker dalam menjembatani kesenjangan pembiayaan infrastruktur. Sehingga hal tersebut menjadikan PT SMI sebagai komplementer yang akan mendukung upaya perbankan nasional maupun foreign melalui variasi instrumen pembiayaan yang inovatif dan kreatif yang dapat melengkapi produk perbankan.
"Peran PT SMI tersebut mendukung terwujudnya proyek Infrastruktur menjadi bankable serta memungkinkan PT SMI menjadi mitra (development partner) pembangunan yang memperkuat kapasitas dan kapabilitas pemangku kepentingan di sektor infrastruktur," ia menjelaskan.
Sampai dengan September 2019, ia mengatakan, PT SMI telah mendukung pembiayaan berbagai proyek RPJMN (Rencana Proyek Jangka Menengah Nasional), Proyek Prioritas Nasional, dan Proyek Strategis Nasional dengan total komitmen sebesar Rp45,9 triliun dan total nilai proyek sebesar Rp247,2 triliun yang terbagi dalam berbagai proyek antara lain Jalan Tol Trans Sumatera (Medan-Binjai, Palembang-Indralaya, Bakauheni-Terbanggi Besar), Jalan Tol Trans Jawa (Pejagan-Pemalang, Semarang-Solo, Solo-Ngawi, Ngawi-Kertosono, Surabaya-Mojokerto, Jakarta-Cikampek II, Cikopo-Palimanan), proyek telekomunikasi Palapa Ring Paket Tengah, proyek Sistem Penyediaan Air Minunm (SPAM) Umbulan dan lainnya.
Menurut dia, PT SMI yang berfokus dalam menjembatani kesenjangan pembangunan infrastruktur memiliki arah strategi yang secara konsisten akan mendukung RPJMN 2020-2024 melalui peran Perseroan yang meliputi sumber pendanaan, pembiayaan dan investasi, pengembangan proyek dan jasa konsultasi, serta sektor pembiayaan dan entitas baru.
"Komitmen ini juga sebagai wujud nyata kepedulian Perseroan dalam peningkatan manfaat sosial bagi masyarakat," ujarnya.