Padang, Gatra.com - Banyaknya aksi terorisme yang melibatkan perempuan cenderung meningkat dalam beberapa tahun terakhir ini, padahal perempuan berpotensi besar mencegah ancaman radikalisme dan terorisme, dengan memperkuat jati diri, kata Wakil Gubernur Sumatera Barat, Nasrul Abit.
"Aksi terorisme dengan melibatkan perempuan dan anak turut mengambil andil sebagai pelaku teror, ini dibuktikan banyak terjadi di beberapa daerah dan negara. Melibatkan peran perempuan sebagai agen perdamaian merupakan konsep yang tepat," kata Wagub Sumbar saat membuka seminar Perempuan Agen Perdamaian, Padang, Kamis (10/10).
Nasrul Abit mengingatkan, lingkungan keluarga sangat berpengaruh dalam pembentukan karakter anak, kaum perempuan khususnya ibu-ibu hendaklah memperkuat jati diri dan meningkatkan peran utama terhadap keluarga.
"Gerakan perempuan sejatinya memiliki potensi besar dalam mencegah paham radikalisme dan terorisme," ungkapnya.
Keberhasilan pencegahan terorisme tidak hanya pada level kebijakan pemerintah, tetapi sejatinya pada unit kecil bernama keluarga. Benteng utama penangkalan paham radikal dan terorisme adalah peran perempuan dalam keluarga.
"Peran perempuan sangat strategis dalam edukasi dan literasi terhadap keluarga, khususnya anak-anaknya agar terhindar dari paham kekerasan dan terorisme," ujar Nasrul Abit.
"Karena Ibu adalah orang yang pertama yang menanamkan nilai-nilai agama dan membentuk karakter pada anak, hingga usia remaja. Ibu merupakan kunci kebaikan dan toleransi bagi anak-anaknya, akhirnya terbentuk upaya pencegahan radikalisme dan terorisme," jelasnya.
Setelah keluarga, anak-anak diperkenalkan pada lingkungan sekitar sebagai makhluk sosial, baik lingkungan tempat tinggal maupun sekolah.
"Saya sangat berharap dan tertumpang pada ibu-ibu dalam hal membentengi dirinya dari berbagai ancaman radikalisme dan terorisme, agar bangsa ini aman dan tentram," tuturnya.