_thumb.jpg "Bupati Manggarai Barat Minta Masyarakat Harus Berantas Judi Online")
_(1)_11zon1_thumb.jpg "Keluarga Optimistis Menangkan PSU DPD RI Eks Terpidana Kasus Suap")
Istanbul, Gatra.com - Memasuki hari kedua serangan terhadap milisi Kurdi, pasukan militer Turki mendesak masuk ke wilayah Suriah di bagian timur Sungai Efrat. Padahal, sebelumnya pihak Amerika Serikat (AS) telah menarik pasukannya di wilayah tersebut.
Dilansir Reuters, AS menciptakan koalisi bersama pasukan Kurdi saat berperang melawan ISIS di Suriah. Namun, ketika peperangan berakhir, AS menghentikan kerja sama tersebut.
Pihak Turki mengatakan, mereka bermaksud untuk menciptakan "zona aman" untuk mengembalikan jutaan pengungsi ke Suriah. Namun, organisasi dunia mengkhawatirkan tindakan Turki dapat memperburuk konflik. Selain itu, berisiko menyebabkan tahanan ISIS melarikan diri dari kamp di tengah kekacauan.
Dalam invasinya ke Suriah, seperti dilansir Reuters, Kamis (10/10), saksi mata di kota Turki Akcakale mengatakan, sejumlah roket ditembakkan lalu melintasi perbatasan menuju Tel Abyad, Suriah. Pasukan Turki menembak sasaran yang berada di sekitar kawasan Ral al Ain untuk menyerang pasukan Pasukan Demokrat Suriah (SDF) yang dipimpin Kurdi.
Menurut laporan media lokal, pasukan memasuki Suriah melewati empat titik, dua di antaranya dekat dengan Tel Abyad dan dua wilayah dekat dengan Ras al Ain yang agak jauh ke timur.
Serangan udara menewaskan sedikitnya lima warga sipil dan tiga personel SDF. Sedangkan, puluhan warga sipil terluka. Ribuan orang melarikan diri dari Ras al Ain menuju provinsi Hasaka yang berada di bawah SDF.
Juru bicara SDF, Mustafa Bali mengatakan melalui postingan Twitter, para pejuang kelompok SDF telah berhasil memukul mundur serangan darat yang digencarkan pasukan Turki di Tel Abyad.
