Home Internasional Gerak Maju Tujuh Dasawarsa

Gerak Maju Tujuh Dasawarsa

Di usia 70 tahun, Cina menegaskan kekuatan posisi militer di dunia. Tidak hanya menonjolkan dari sisi geopolitik dunia, ekonomi “negeri panda” ini diprediksi akan mengalahkan Amerika Serikat.

***

Bertepatan dengan perayaan Hari Nasional Republik Rakyat Tiongkok, yang diproklamasikan oleh Mao Zedong pada 1 Oktober 1949, Presiden Xi Jinping berorasi di Gerbang Kedamaian Surgawi, Selasa pekan lalu. Mengenakan setelan abu-abu seperti yang dikenakan sang pendiri pada 70 tahun lalu, Sekretaris Jenderal Partai Komunis Tiongkok tersebut menyebut Cina harus mempertahankan kemakmuran dan stabilitas di Hong Kong dan Makau untuk mempromosikan pengembangan hubungan damai dengan Taiwan.

Tidak hanya itu, Jinping menegaskan bahwa di usianya yang ke-70 tahun ini Cina akan mengejar strategi yang menguntungkan untuk membuka diri. Ia menyebut bahwa milter juga harus secara tegas melindungi kedaulatan Cina, kepentingan keamanan dan pembangunan, serta menegakkan perdamaian dunia. “Tidak ada kekuatan yang dapat mengguncang status Cina, atau menghentikan orang-orang dan bangsa Cina dari bergerak maju,” kata Jinping seperti dikutip Reuters. Ia berorasi didampingi pendahulunya, Hu Jintao dan Jiang Zemin.

Jinping bercerita tentang masa lalu dan masa depan Cina sambil memamerkan parade yang jadi ajang pamer teknologi militer terbaru “negeri panda” itu. Di antaranya, DF-41, rudal balistik antarbenua yang mampu menjangkau hingga Amerika Serikat, dan DF-17, rudal jarak pendek dan menengah yang mereka kembangkan bersama Rusia.

Peneliti Cina di Macquarie University Australia, Adam Ni, menyebut pawai mewah tersebut isa dibilang untuk menunjukkan persatuan dan optimisme Cina. “Tapi saya pikir yang mendasarinya, ada banyak sekali tantangan dan ketegangan, baik dari dalam maupun dari luar Cina, yang berpotensi menciptakan kondisi perubahan dramatis,” katanya seperti dikutip dari The Washington Post.

Profesor dari Universitas Nihon Jepang, Nozomu Yoshitomi, menyebut kalau dalam parade ini Cina juga pertama kali memamerkan kapal selam rudal balistik JL-2. “Mereka memiliki kemampuan sangat maju dan jangkauan mencapai AS dari Cina Daratan. Juga menunjukkan kemampuan serangan kedua Cina,” ujar pensiunan Jenderal Utama Pasukan Bela Diri Darat Jepang tersebut.

Pejabat senior Pentagon di Washington, Randall Schriver, menyebut parade perayaan tujuh dasawarsa Cina dengan kekuatan yang dipamerkan itu sudah seperti apa yang diperkirakan Amerika Serikat. “Kami akan melakukan analisis akan hal itu, tetapi saya pikir itu sesuai dengan perkiraan,” kata pejabat yang membawahkan kebijakan Asia di Departemen Pertahanan AS itu.

Nah, di luar ajang pamer kekuatan politik dan militernya kepada dunia, Cina sudah mengembangkan ekonominya dengan pesat sejak awal reformasi pasar mereka pada 1978 dengan keluar dari isolasi ekonomi dunia. Bahkan pada 2001, Cina resmi menjadi anggota World Trade Organization.

Bank Dunia menyebut bahwa Cina telah berhasil mengambil alih posisi ekonomi terbesar kedua di dunia dengan menyalip Jepang pada 2010. Ini berdasarkan hitungan angka ketika itu tanpa memperhitungkan inflasi.

Data Bank Dunia juga menyebut bahwa pada 2018 lalu GDP Cina ada di posisi kedua dengan mencapai US$13,608 triliun, melampaui Jepang yang angkanya sebesar US$4,97 triliun. Sedangkan posisi pertama ditempati Amerika Serikat yang menembus US$20,494 triliun.

Dikutip dari CNBC, beberapa ekonom memprediksi bahwa ekonomi Cina akan melampaui Amerika Serikat pada 2030 mendatang. Laporan McKinsey Global Institute pada Juli lalu menyebut, keterlibatan Cina di perekonomian dunia bisa mencapai antara US$22 triliun dan US$37 triliun pada 2040 mendatang.

Pendorong utama kebangkitan ekonomi Cina adalah jaringan pabriknya yang besar dan menghasilkan segala sesuatu, dari mainan hingga ponsel untuk konsumen di seluruh dunia. Laporan McKinsey menyebutkan bahwa dari 186 negara ada sebanyak 33 negara tujuan negara ekspor Cina dan 65 negara tujuan impor.

Lompatan Cina adalah saat pemimpin paling penting negeri itu, Deng Xiaoping, berhasil merangkul pasar dan membuka izin bagi pengusaha untuk membuka bisnis swasta empat dekade lalu. Ledakan ekonomi itu berhasil mengangkat 750 juta rakyatnya dari kemiskinan lewat tenaga kerja murah, perencanaan negara, serta naiknya tingkat utang dan pencurian kekayaan intelektual yang liar biasa masif.

Perencana ekonomi veteran Tiongkok dan mantan kepala Biro Statistik Nasional Cina, Li Deshui, dalam artikel yang diperoleh South China Morning Post menyebut bahwa masa tujuh dekade menjadi periode percobaan PKC untuk menemukan model pengembangan yang tepat bagi negaranya. Jika pada 1958 ada 650 juta rakyat Cina yang tidak memiliki makanan, kini sebanyak 1,4 miliar warganya memiliki makanan sebanyak yang mereka inginkan.

"Ledakan ekonomi Cina dalam empat dekade terakhir dipicu oleh tenaga kerja besar dan muda, urbanisasi cepat, investasi infrastruktur berskala besar, liberalisasi pasar, dan globalisasi," tutur profesor pemerintahan di California Claremont McKenna College California, Pei Minxin.

Akan tetapi, Pei melihat bahwa pelambatan ekonomi awal September lalu menjadi awal dari akhir pemerintahan Partai Komunis. "Ketegangan yang meningkat dengan AS cenderung memperburuk suasana pesta perayaan 2021 (peringatan 100 tahun PKC)," kata akademisi itu. Bahkan ia memprediksi rezim satu partai bisa jadi tidak bertahan hingga 2049 mendatang.


Birny Birdieni

157