Purbalingga, Gatra.com – Sebanyak 437 orang di Kabupaten Purbalingga, Jawa Tengah (Jateng) terdeteksi menderita HIV/AIDS, per September 2019. Diperkirakan jumlah ini akan bertambah lantaran masih ada tiga bulan sisa hingga akhir tahun.
Ketua Komisi Penanggulangan AIDS (KPA) Purbalingga, Heny Ruslanto mengatakan dari 437 orang tersebut 305 diantaranya menderita HIV. Sebanyak 94 orang lainnya didiagnosa AIDS. Kemudian, ditambah orang dengan HIV/AIDS (ODHA) mutasi dari RSUD Margono Soekarjo ke RSUD Goeteng Taroenadibrata sebanyak 38 orang.
Baca Juga: ODHA di Ambon Dapat Bantuan Pasca Gempa Maluku
Dia mengakui, angka ini masih jauh di bawah angka perkiraan Kementerian Kesehatan. “Estimasi dari Kemenkes, ODHA di Purbalingga jumlahnya ada 1456 orang. Ini yang harus kita ungkap,” kata Heny, Kamis (10/10).
Hingga saat ini, secara kumulatif sebanyak 146 ODHA telah meninggal dunia. Karenanya, KPA mengintensifkan berbagai program penanggulangan HIV/AIDS.
Demi menghambat memburuknya kondisi kesehatan penderita HIV/AIDS, salah satu upaya yang dilakukan adalah dengan disiplin pemberian obat antiretroviral (ARV). Sebab itu, pelayanan ARV ini harus mendekat dan tersebar merata di Purbalingga. Dari ODHA yang ada, baru 41,2% saja yang aktif mengkonsumsi ARV. Sisanya tidak, belum, atau bahkan drop out.
Baca Juga: Seknas Fitra: Ada Potensi Korupsi Pengadaan Obat HIV/AIDS
“Agar ODHA tidak terputus atau drop out dalam mengonsumsinya, kuncinya mendekatkan layanan ARV dari Pukesmas ke ODHA. Jangan sampai [misalnya] jauh-jauh dari Sirau ke RS Goeteng sehingga banyak memakan waktu dan biaya,” tandasnya dalam acara "Evaluasi dan Sinkronisasi Program Penanggulangan HIV/AIDS di Kabupaten Purbalingga", di Ruang Ardi Lawet Setda Purbalingga.
Selain butuh pelayanan prima pemberian obat ARV, dibutuhkan pula kesadaran dari ODHA bahwa pengobatan tersebut penting. Ia juga berharap agar ODHA terbuka. Dengan begitu, penanggulangan dan pencegahan bisa secepatnya dilakukan.