New York, Gatra.com - Remaja di New York, korban vape yang menderita penyakit paru-paru menjadi korban termuda. Berdasarkan data, terdapat sekitar 1000 orang mengalami gangguan serupa akibat penggunaan vape.
Dilansir Live Science, pemuda berusia 17 tahun asal Bronx sebelumnya dirawat di rumah sakit sebanyak dua kali pada bulan lalu, hingga ia meninggal pada 4 Oktober lalu.
Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC) memaparkan, sebanyak 1048 orang dari 48 negara bagian telah terjangkit penyakit serupa. Per 1 Oktober, CDC mencatat ada 18 kasus kematian, mulai dari remaja hingga dewasa. Selain kasus yang menimpa remaja asal Bronx, korban lainnya termasuk kategori dewasa.
Sebagai informasi tambahan, Departemen Kesehatan Utah mengumumkan kasus kematian warga yang berusia di bawah 30 tahun akibat penyakit yang sama.
Live Science melaporkan, penyebab penyakit tersebut adalah reaksi kimia pada vape. Namun hingga saat ini, belum jelas kandungan kimia apa yang berperan menyebabkan penyakit tersebut.
Gejala yang dialami oleh penderita penyakit paru-paru akibat vape tersebut, di antaranya nafas yang pendek, batuk, dan sakit pada bagian dada. Pada kasus lain, mengalami sakit kepala, demam, muntah, dan kehilangan berat badan setelah menggunakan vape. Mengamati bahaya tersebut, CDC dijadwalkan merilis update terkait kasus tersebut pada 10 Oktober waktu setempat.