New York, Gatra.com - Paparan polusi ternyata dapat menyebabkan masalah kulit kepala dan rambut rontok. Studi baru menunjukkan, polutan udara dikenal sebagai partikel yang secara negatif dapat mempengaruhi protein penting dalam pertumbuhan rambut.
Polutan ini umumnya berasal dari bahan bakar fosil, batu bara, pertambangan, serta produksi bahan-bahan seperti semen, keramik dan batu bata. Materi partikulat adalah campuran partikel padat dan tetesan di udara.
Studi sebelumnya memperlihatkan, polusi udara ini dapat berkontribusi pada sejumlah masalah kesehatan lain, termasuk penyakit jantung, kanker dan masalah pernapasan.
Untuk studi terbaru, para peneliti mengumpulkan berbagai konsentrasi debu dan partikel diesel. Tim kemudian mengekspos sel-sel dari kulit kepala manusia ke polutan selama 24 jam.
Setelah paparan, para peneliti memeriksa sel untuk melihat protein spesifik. Mereka menemukan bahwa partikel debu dan diesel mengurangi kadar beta-catenin, protein yang bekerja untuk mendorong pertumbuhan rambut dan morfogenesis.
Kualitas udara yang buruk juga memengaruhi tiga protein lain yakni cyclin D1, cyclin E dan CDK2, yang juga mendukung pertumbuhan dan retensi rambut. Para peneliti mengatakan, semakin lama sel terpapar polutan, semakin mereka menurunkan kadar protein esensial.
"Penelitian kami menjelaskan mode aksi polutan udara pada sel papilla dermal folikel manusia dan menunjukkan bagaimana polutan udara paling umum menyebabkan kerontokan rambut," kata ketua peneliti dari Future Science Research Center di Republik Korea, Hyuk Chul Kwon seperti dilansir dari Medical Daily, Rabu (9/10).
Polusi udara luar ruangan dikaitkan dengan 4,2 juta kematian setiap tahun di seluruh dunia. Di AS, perkiraan menunjukkan bahwa lebih dari 141 juta orang tinggal di daerah dengan udara yang tercemar antara tahun 2015 dan 2017. Para peneliti mengatakan, komunitas ilmiah masih kekurangan informasi tentang bagaimana kualitas udara yang buruk dapat merusak kulit dan rambut.
“Sementara hubungan antara polusi udara dan penyakit serius seperti kanker, penyakit paru obstruktif kronik dan penyakit kardiovaskular sudah mapan, penelitian tentang efek dari paparan polusi pada kulit manusia dan rambut khususnya masih sedikit," tambahnya.