Jakarta, Gatra.com - Kasus bunuh diri rupanya banyak terjadi di usia remaja dan kerap dikaitkan dengan kesehatan jiwa. Menurut Dokter Spesialis Kejiwaan dari RS Cipto Mangunkusumo, dr. Sylvia Detri Elvira, Sp.KJ(K), usia remaja rentan terkena gangguan jiwa.
"Fase remaja itu kan tahapan di mana kita masih mencari identitas baik secara seksual maupun peran yang dipengaruhi oleh [beberapa] fase terdahulu," katanya usai seminar bertemakan "Prevent Suicide by Loving Yourself" di IMERI FKUI, Jakarta Pusat, Rabu (9/10).
Ia mengatakan, usia remaja ini sangat dipengaruhi oleh lingkungan dan teman sebaya atau peer group. Mereka mulai mengalami masalah pubertas hingga perundungan di sekolah.
Pada fase remaja ini, peran orang tua itu penting guna mendengarkan curhatan mereka. Apabila tidak dilakukan, maka tekanan di lingkungan sekolah maupun peer group-nya berpotensi memunculkan keputusan bunuh diri.
"Orang tua harus bisa menjadi teman buat anak-anak yang masih remaja, supaya tidak lari ke orang lain. Yang saya hadapi, pasien saya rata-rata tertutup sama orang tuanya," ujar dokter Sylvia.
Menurutnya, orang tua seharusnya membuat anak nyaman untuk berbicara. Mereka harus menjadi pendengar sembari menanamkan nilai kedisiplinan melalui cara yang santai dan halus. Efeknya, anak-anak merasa lebih nyaman untuk bercerita kepada orang tua.