Jakarta, Gatra.com - Kemunculan film Joker yang baru-baru ini tayang di layar lebar rupanya menuai sejumlah kontroversi. Pasalnya, film bertemakan kesehatan mental itu pun disebut-sebut menyudutkan para penyintas skizofrenia.
Beberapa adegan dalam film tersebut seolah-olah menunjukkan bahwa Joker merupakan orang dengan gangguan jiwa sekaligus psikopat. Menurut Dokter Spesialis Kesehatan Jiwa dari RS Cipto Mangunkusumo, dr. Heriani, SpKJ (K), karakter yang diperankan oleh Joaquin Phoenix tersebut bukanlah psikopat, melainkan skizofrenia yang tersakiti.
"Singkatnya, Joker adalah seseorang yang dari kecil tidak memiliki support system dan terpinggirkan. Ketika dia mendapatkan perundungan dan kekerasan dari orang lain, tidak ada teladan baiknya seperti apa," terangnya usai seminar bertemakan "Prevent Suicide by Loving Yourself" di IMERI FKUI, Jakarta Pusat, Rabu (9/10)
Maka, lanjutnya, saat salah seorang teman Joker menyarankan untuk menyelesaikan masalah-masalah itu dengan kekerasan, dia pun secara tidak sadar melakukannya. Terlebih lagi, sosok Joker diceritakan tidak lagi mendapatkan bantuan kesehatan yang membuatnya putus obat.
Sama halnya dengan diabetes yang akan terus terkontrol dengan insulin. Begitu pula gangguan jiwa yang selalu bergantung pada obat, meskipun dinyatakan sudah stabil.
"Tadinya si Joker ini baik-baik saja saat masih mengonsumsi obat, buktinya bisa bekerja dengan normal. Tetapi sewaktu diputus obatnya, dia justru menjadi semakin parah dan tidak bisa mengendalikan emosi, lalu agresif," imbuhnya.