Home Politik Kemarau di Jateng Sebabkan 7 Waduk Kering

Kemarau di Jateng Sebabkan 7 Waduk Kering

Semarang, Gatra.com - Kekeringan yang melanda Jawa Tengah pada 2019 menyebabkan sebanyak tujuh waduk dalam kondisi asat tidak ada air dan 16 waduk lainnya kondisi air di bawah rencana.

Menurut Wakil Ketua Komisi D, Bidang Pembangunan DPRD Jawa Tengah (Jateng) Hadi Santoso saat ini kondisi waduk di Jateng yang kondisi airnya sesuai rencana hanya sebanyak 18 waduk.

“Tujuh waduk yang saat ini dalam kondisi kosong air atau asat yakni Waduk Tempuran Blora, Waduk Simo Grobogan, Parangjoho Wonogiri, Waduk Kedung Uling Wonogiri, Waduk Ngancar Wonogiri, Waduk Kembangan Sragen, dan Wadu Botok Sragen,” katanya, Rabu (9/10).

Sedangkan 16 waduk yang kondisi airnya di bawah rencana terdiri atas empat waduk besar yakni Malahayu Brebes, Wonogiri, Sempor dan Sudirman Banjarnegara serta 12 waduk kecil antara lain Gembong, Gunungrowo, Greneng, Butak, Krisak, Delingan, dan Brambang.

Kondisi waduk yang airnya di bawah rencana itu artinya volume air kurang dari 85% rasio ketersediaan air bersih berdasarkan volume yang direncanakan.

“Kekeringan yang terjadi di Jateng pada 2019 ini paling parah dalam lima tahun terakhir karena kemarau yang sangat panjang sehingga kondisi air tanah semakin berkurang membuat air waduk ikut surut,” ujar Hadi.

Tidak hanya air waduk yang kering, menurut ia, sumur-sumur milik warga juga terkena dampak kekeringan sehingga tidak ada air, demikian dengan sumber air ikut kering.

Lebih lanjut, Hadi, menyatakan berdasarkan data sampai akhir September 2019 tercatat ada 1.259 desa, 360 kecamatan, dan 22 kabupaten/kota mengalami kekeringan yang mengakibatkan sebanyak 545.581 kepala keluarga (KK) atau, 2,056 juta jiwa terdampak kekeringan.

Untuk itu, anggota dewan dari PKS ini, mendesak kepada pemerintah provinsi Jateng serius menyelesaikan permasalahan kekeringan yang kerap terjadi ini, dengan membuat sumber air permanan.

“Kita harus mencari solusi untuk menemukan atau membuat sumber air permanen karena kekeringan selalu berulang tiap tahun yang cenderung meningkat,” ucapnya.

 

400