Sleman, Gatra.com – Kementerian Pariwisata telah merevisi target kunjungan wisatawan mancanegara (wisman) 2019 dari 20 juta menjadi 18 juta orang. Namun Persatuan Hotel dan Restauran Indonesia (PHRI) menyebut target itu tak terpenuhi karena jumlah wisman tahun ini sekitar 16 juta.
Ketua PHRI Hariyadi Sukamdani berkata hal itu karena beberapa faktor eksternal dan internal di idustri pariwisata dunia. “Saat ini terjadi penurunan pariwisata dunia terutama dari Cina karena resesi ekonomi dunia yang sudah mulai dengan sangat lambat. Angka 16 juta wisman di akhir tahun ini sudah maksimal,” ujarnya saat ditemui di Hotel Sahid, Sleman, Rabu (9/10).
Selain itu, persaingan oleh negara-negara jiran di Asia Tenggara seperti Thailand, Vietnam, dan Malaysia dalam menyedot wisman Eropa, AS, dan Timur Tengah belum bisa ditandingi oleh Indonesia.
Menurut Haryadi, ketiga negara itu memiliki beberapa program dan destinasi unggulan yang digarap sangat baik sehingga wisman terus bertambah. “Secara potensi dan keragaman, Indonesia lebih bagus dibandingkan ketiga negara itu. Namun semuanya ini belum dikerjakan optimal selama lima tahun terakhir oleh pemerintah,” ucapnya.
Salah satu sorotan PHRI adalah kurangnya promosi pariwisata Indonesia ke dunia. Saat ini 'Visit Indonesia Board' yang digagas Kemenpar belum maksimal kerjanya karena tidak memiliki anggaran atas berbagai program yang diusulkan pemerintah, terutama untuk promosi.
Haryadi membandingkan dengan peran Badan Promosi Pariwisata Indonesia (BPPI) yang kini sudah dihapus. Sama-sama gabungan insan pariwisata dari pemerintah dan swasta, BPPI berhasil menjalankan seluruh agenda dan target mendatangkan wisman karena didukung anggaran. “Saat ini di Visit Indonesia Board terkesan tidak ada koordinasi sehingga tidak optimal,” ujarnya.