Kongo, Gatra.com- Beberapa spesies hewan di Kongo, Afrika, terancam punah. Kera Bonobo dan Trenggiling yang dilindungi hukum internasional, kurang mendapat pengawasan dari pemerintah.
Kejadian ini mengejutkan publik. Banyak penduduk Kongo mencari penghasilan tambahan dengan berburu binatang langka. Dilansir Reuters, salah satu warga, Matongu mengaku sudah lama menjalani profesi tersebut.
Matongu mengatakan, gaji bulanannya sekitar US$75 tidak cukup memenuhi kebutuhan istri, empat anak perempuan, dua saudara laki-laki, dan keponakan laki-laki.
"Bagaimana aku bisa memenuhi kebutuhan begitu banyak orang? Terkadang [di pekerjaan tetap saya] tidak mendapat gaji di akhir bulan. Kami mencoba melakukan berbagai upaya," katanya, Rabu (9/10).
Ia bekerja di sebuah agen pemerintah. Pekerjaan tetapnya ini tidak memberi kesejahteraan hidup, sehingga ia harus mencari pekerjaan sambilan. Warga Kongo ini kebetulan berbakat dalam olahraga lari dan menembak.
“Ketika masih remaja, saya harus melakukan perjalanan tidak lebih dari 10 km (6 mil) ke hulu untuk menemukan hewan. Namun, sekarang saya harus pergi sejauh 40 km untuk menemukan tempat berburu yang layak, ” kata Matongu yang berusia 61 tahun.
Ia rutin menyewa kapal dan dayung, serta menyiapkan senapan rakitan, katrid, dan roti tradisional yang terbuat dari singkong, kwanga, untuk bertahan hidup selama beberapa hari.
Sebagai tempat tinggal, ia singgah di pondok yang ada pada tepi anak sungai Kongo. Setiap siang dan malam hari, ketika hari libur, ia mencari monyet, antelop hutan, buaya, ular piton, dan babi sungai.
Setelah beberapa hari berburu di hutan, Matongu menjual hasil buruannya sebesar 5.000 hingga 100.000 franc Kongo atau sekitar US7 hingga US$60. Selain itu, daging buruannya, ia simpan untuk keluarga selama beberapa hari.
Tindakan warga Kongo ini menyita perhatian beberapa peneliti. Hal ini karena sekitar 6 juta ton daging hewan langka diambil setiap tahun, pada hutan yang terbentang di enam negara.
"Survei kami menunjukkan, banyak hewan spesies langka menghilang di sekitar desa," ujar Staf Hutan Komunitas untuk World Wildlife Fund (WWF) di Mbandaka, Michel Bakanza.