Jakarta, Gatra.com -- Royal Swedish Academy of Sciences memutuskan untuk memberikan Hadiah Nobel Fisika 2019 pada kontribusi pada pemahaman kita tentang evolusi alam semesta dan posisi Bumi di kosmos. Pemenangnya, James Peebles dari Princeton University, AS, untuk teori penemuan dalam kosmologi fisika, Michel Mayor dari Universitas Jenewa, Swiss, dan Didier Queloz dari Universitas Cambridge, Inggris, untuk penemuan planet ekstrasurya yang mengorbit bintang seperti Matahari. Demikian sciencedaily.com (8/10).
Hadiah Nobel Fisika tahun ini memberikan penghargaan bagi pemahaman baru tentang struktur dan sejarah alam semesta, dan penemuan pertama sebuah planet yang mengorbit bintang seperti Matahari di luar Tata Surya kita.
Sumbangan James Peebles tentang kosmologi fisika memperkaya seluruh bidang penelitian dan meletakkan dasar bagi transformasi kosmologi selama lima puluh tahun terakhir, dari spekulasi menjadi sains. Kerangka teoretisnya, yang dikembangkan sejak pertengahan 1960-an, adalah dasar dari gagasan kontemporer kita tentang alam semesta.
Model Big Bang menggambarkan alam semesta dari saat-saat pertama, hampir 14 miliar tahun yang lalu, ketika itu sangat panas dan padat. Sejak itu, alam semesta mengembang, menjadi lebih besar dan lebih dingin. Hampir 400.000 tahun setelah Big Bang, alam semesta menjadi transparan dan cahaya dapat melakukan perjalanan melalui ruang angkasa.
Bahkan hari ini, radiasi purba ini ada di sekitar kita dan banyak kode rahasia alam semesta bersembunyi bersamanya. Dengan menggunakan alat dan perhitungan teoretisnya, James Peebles dapat menafsirkan jejak-jejak semesta sejak masih bayi dan menemukan proses fisika baru.
Hasilnya menunjukkan kepada kita sebuah alam semesta di mana hanya lima persen dari isinya yang diketahui, materi yang membentuk bintang, planet, pohon, dan kita. Sisanya, 95 persen, adalah materi gelap dan energi gelap yang tidak diketahui. Ini adalah misteri dan tantangan bagi fisika modern.
Pada Oktober 1995, Michel Mayor dan Didier Queloz mengumumkan penemuan pertama sebuah planet di luar tata surya kita, sebuah planet ekstrasurya, yang mengorbit bintang berjenis matahari di galaksi rumah kita, Bima Sakti. Di Observatorium Haute-Provence di Prancis selatan, menggunakan instrumen yang dibuat khusus, mereka dapat mendeteksi planet 51 Pegasi b, sebuah bola gas yang sebanding dengan raksasa gas terbesar di Tata Surya, Jupiter.
Penemuan ini memulai revolusi dalam astronomi dan lebih dari 4.000 exoplanet telah ditemukan di Bima Sakti. Dunia baru yang aneh masih ditemukan, dengan kekayaan ukuran, bentuk, dan orbit yang luar biasa. Mereka menantang ide-ide kita sebelumnya tentang sistem planet dan memaksa para ilmuwan untuk merevisi teori mereka tentang proses fisik di balik asal-usul planet.
Dengan sejumlah proyek yang direncanakan untuk mulai mencari exoplanet, kita mungkin akhirnya menemukan jawaban untuk pertanyaan abadi apakah ada kehidupan lain di luar sana. Para pemenang Nobel tahun ini telah mengubah ide kami tentang kosmos. Sementara penemuan teoritis James Peebles berkontribusi pada pemahaman kita tentang bagaimana alam semesta berevolusi setelah Big Bang, Michel Mayor dan Didier Queloz menjelajahi lingkungan kosmik kita dalam perburuan planet yang tidak diketahui. Penemuan mereka telah selamanya mengubah konsepsi kita tentang semesta.
James Peebles, lahir tahun 1935 di Winnipeg, Kanada. Ph.D. 1962 dari Universitas Princeton, AS. Albert Einstein Profesor Ilmu Pengetahuan di Universitas Princeton, AS.
Michel Mayor, lahir tahun 1942 di Lausanne, Swiss. Ph.D. 1971 dari University of Geneva, Switzerland. Profesor di Universitas Jenewa, Swiss.
Didier Queloz, lahir 1966. Ph.D. 1995 dari University of Geneva, Switzerland. Profesor di Universitas Jenewa, Swiss dan Universitas Cambridge, Inggris.
Jumlah hadiah: 9 juta krona Swedia setara Rp12,8 miliar, setengah untuk James Peebles, dan setengah lainnya dibagi Michel Mayor dan Didier Queloz.