Quito, Gatra.com - Presiden Ekuador Lenin Moreno mulai memberlakukan jam malam pada Selasa (8/10). Gedung-gedung pemerintah kini mulai dijaga ketat.
Moreno telah menyatakan keadaan darurat. Alhasil, dia memindahkan pusat pemerintah ke kota pesisir Guayaquil di mana terdapat lebih sedikit masalah. Dalam dekrit tertulis, Moreno memerintahkan agar pihak berwenang membatasi pergerakan di dekat gedung pemerintah dan instalasi strategis antara pukul 8 malam hingga 5 pagi untuk menjaga ketertiban.
Moreno mengungkapkan bahwa pemerintah sedang mencari mediasi dari PBB atau Gereja Katolik Roma. "Kami mendorong dialog sebagai rute yang diperlukan untuk menemukan tujuan bersama yang mengutamakan kepentingan nasional dan perdamaian sosial," kata Moreno, seperti dikutip Reuters, Rabu (9/10).
Aksi demonstrasi yang ditujukan untuk menuntut pemerintah agar mencabut kebijakan penghapusan subsidi bahan bakar itu telah berlangsung selama enam hari. Ribuan warga lokal telah membanjiri Ibu Kota.
Beberapa demonstran menerobos barisan keamanan untuk masuk sebentar ke Majelis Nasional pada Selasa sore. Mereka mengibarkan bendera, memompa kepalan tangan dan meneriakkan, "Kami adalah rakyat!"
Kelompok demonstran lainnya menghalangi jalan dengan membakar ban dan batu. Polisi telah mengerahkan kendaraan lapis baja dan meriam air. Sekitar 680 orang telah ditangkap karena diduga menjadi pemicu kerusuhan dan merusak fasilitas umum.