Jakarta, Gatra.com - Kepala Badan Restorasi Gambut, Nazir Foead mengakui lahan gambut yang direstorasi pihaknya masih belum optimal. Dari 678.000 hektare yang telah dilakukan pembasahan, masih terdapat 33.000 hektare terbakar pada 2019 ini.
"Target restorasi gambut pada 2020 adalah 900.000 hektare yang berada di wilayah non-konsensi. Dari 900.000 hektare tersebut, 678 ribu diantaranya telah dilakukan pembasahan bersama Pemprov, Pemkab, KLHK, masyarakat dan TNI dan Polri meskipun masih terbakar 33.000 hektare," katanya saat ditemui di Sofyan Hotel, Jakarta Pusat, Selasa (8/10).
Nazir menyebut saat ini ada 33.000 ribu hektare kawasan rawa gambut yang terbakar dan sedang dilakukan restorasi. Sementara untuk upaya yang sedang dilakukan adalah memastikan sekat kanal terus menahan dan mengaliri air, agar rawa gambut tetap basah.
"Untuk pemulihan, saya sampaikan bahwa kawasan rawa gambut yang telah dibasahi 678.000 hektare walaupun terbakar 33.000 hektare diantaranya. Kami memastikan sekat kanal tetap berfungsi untuk menjaga kelembapan gambut," tuturnya.
Nazir mengatakan pihaknya ingin memastikan cadangan air di puncak kubah gambut. Tujuannya, agar kuantitas air ini tetap terjaga dan dapat mengalirkan ke kawasan rawa gambut pada saat musim kemarau.