London, Gatra.com - Tampaknya mustahil bahwa orang yang melakukan diet vegetarian lebih rentan terhadap risiko stroke dibandingkan dengan pemakan daging. Sebab, vegetarian terlihat lebih sehat karena mereka menghindari daging merah dan olahan dan semua bahaya bagi tubuh, terutama jantung.
Namun dilansir dari Medical Daily, Selasa (8/10), kesimpulan dari penelitian ini sedang diperdebatkan oleh oran-orang yang vegan maupun vegetarian. Ini adalah salah satu temuan dalam studi medis kontroversial yang diterbitkan baru-baru ini di jurnal medis peer-review terkemuka, The BMJ.
Temuan yang berasal dari Studi EPIC-Oxford menunjukkan, bahwa vegetarian memiliki risiko lebih tinggi terkena stroke daripada orang yang makan daging. Lebih khusus, penelitian mengatakan, vegetarian memiliki risiko lebih tinggi terkena stroke hemoragik (atau pendarahan ke otak). Para peneliti menyarankan hasil ini mungkin mencerminkan kadar kolesterol total yang rendah dalam darah atau rendahnya asupan vitamin tertentu seperti B12.
Studi EPIC-Oxford adalah komponen Oxford dari Investigasi Prospektif Eropa ke dalam Kanker dan Nutrisi (EPIC). EPIC memeriksa kohort yang terdiri dari 65.000 pria dan wanita yang tinggal di Inggris, banyak di antaranya adalah vegetarian.
Tujuan utama dari penelitian ini adalah untuk menguji bagaimana diet mempengaruhi risiko kanker, khususnya jenis kanker yang paling umum di Inggris serta penyakit kronis lainnya.
Penelitian ini mencatat, vegetarian memiliki risiko stroke 20% lebih tinggi daripada pemakan daging. Risiko stroke yang lebih tinggi di kalangan vegetarian dan vegan mungkin karena asupan buah, sayuran, dan kacang-kacangan lebih tinggi. Sementara asupan natrium yang lebih rendah. Pemakan daging tentu saja memiliki asupan protein yang tinggi, terutama protein hewani kelas satu yang meningkatkan asupan energi.
Para dokter dan ahli gizi telah lama mengetahui salah satu risiko kesehatan yang signifikan dari diet vegetarian adalah hampir tidak adanya Vitamin B12, yang hanya ada secara alami dalam makanan yang berasal dari hewan.
Vitamin B12 membantu menghasilkan DNA manusia dan sel darah merah. Tubuh kita tidak menghasilkan vitamin B12, jadi kita harus mendapatkannya dari makanan atau suplemen hewani. Orang harus mengonsumsi B12 secara teratur karena tubuh mereka tidak menyimpan vitamin B12 untuk waktu yang lama.
Seseorang bisa mengalami kekurangan vitamin B12 jika hidup dari pola makan vegan (tidak ada produk hewani, termasuk daging, susu, keju dan telur). Penambahan makanan yang diperkaya vitamin B12 ke dalam diet atau suplemen B12 adalah satu-satunya solusi untuk defisit B12 ini.