Jakarta, Gatra.com - Kepala Badan Restorasi Gambut, Nazir Foead mengatakan, 482 hektare kawasan rawa gambut terbakar di wilayah konservasi. Selanjutnya, luasan wilayah konservasi yang masuk kawasan prioritas gambut sekitar 2.000 hektare.
"Seluas 5.800 hektare kawasan rawa gambut terbakar di Indonesia, dimana menjadi kawasan prioritas gambut. Sementara 482 hektare terbakar di wilayah konservasi dari sekitar 2.000 hektare," katanya saat ditemui di Sofyan Hotel, Jakarta Pusat, Selasa (8/10).
Lanjutnya, dalam wilayah konservasi, BRG telah melakukan pembasahan atau membanjiri kawasan gambut yang ada. Sementara, untuk lahan masyarakat yang terbakar, ia mengaku, pihaknya belum dapat mengintervensi atau merestorasi gambut di dalamnya.
"Di wilayah konservasi, BRG rutin membanjiri sekat yang telah dibuat untuk menjaga kelembapan dari kawasan gambut tersebut. Kalau [mengenai] lahan masyarakat, belum bisa BRG masuk didalamnya karena masih terdapat tanaman pribadi," ujarnya.
Sementara itu, langkah yang dilakukan BRG untuk mengurangi potensi kebakaran di kawasan prioritasnya adalah pendampingan pelaku usaha dan masyarakat untuk menyadari pentingnya menjaga gambut. Selanjutnya, hasil dari pendampingan tersebut menunjukkan, hasil baik dan rata-rata meskipun masih ada yang kurang.
"Saat ini, kami juga sedang menunggu Peraturan Daerah untuk pengaturan Peta Kesatuan Hidrologis Gambut (KHG). Selain itu, kami juga menyosialisasikan masyarakat untuk membangun sekat kanal dimana bisa menahan ataupun mengalirkan air ke seluruh kawasan rawa gambut," tambahnya.