Jakarta, Gatra.com - Direktur Jenderal (Dirjen) Kebudayaan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud), Hilmar Farid menjelaskan bahwa strategi paling baik dalam memajukan kebudayaan adalah melembagakan Pekan Kebudayaan Nasional (PKN) sebagai platform aksi bersama. Kegiatan yang diyakini meningkatkan interaksi kreatif antarbudaya sebagaimana yang diamanatkan dalam Kongres Kebudayaan Indonesia 2018 silam.
Diungkapkan Hilmar, resolusi tersebut disusun dengan keyakinan bahwa keanekaragaman merupakan hakikat kebudayaan Indonesia. Bahwa cara terbaik untuk memajukan kebudayaan Indonesia adalah dengan menciptakan ruang-ruang interaksi inklusif yang akan memperkaya tamansari kebudayaan Indonesia.
"Cara terbaik strategi pemajuan kebudayaan adalah dengan menciptakan ruang-ruang interaksi inklusif yang akan memperkaya ragam kebudayaan Indonesia. Atas dasar itulah Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan menggelar Pekan Kebudayaan Nasional," sebut Hilmar di sela-sela PKN 2019 hari kedua, Jakarta, Selasa (8/10).
Terdapat 235 kegiatan dalam rangkaian PKN 2019 selama 7 (tujuh) hari ini. Aneka kegiatan ini terdiri atas 4 kompetisi permainan tradisional, 6 kompetisi karya budaya, 27 konferensi kebudayaan, 120 pertunjukan, 17 pameran budaya, 10 workshop warisan budaya, 50 ragam kuliner tradisional, dan sebuah perhelatan pawai budaya.
Sedangkan, untuk pihak yang terlibat dalam PKN ini meliputi 58 sanggar dan komunitas, 31 seniman dan musisi, serta 3.500 peserta pawai budaya dari 26 provinsi dan komunitas budaya. Dukungan penuh dari komunitas dan para pemangku kepentingan ini melibatkan pula peran aktif kaum difabel yang turut mengisi beberapa pameran dan pertunjukan.
"Keseluruhan rangkaian kegiatan ini dibangun atas dasar gotong-royong dengan para pemangku kepentingan, para pelaku dan pegiat budaya, serta berbagai unsur kementrian/lembaga lain, juga pemerintah daerah," paparnya.