Jakarta, Gatra.com - Memasuki periode aging population, yakni semakin meningkatnya jumlah penduduk lanjut usia, Kementerian Sosial (Kemensos) mengupayakan beberapa hal. Salah satunya, mengajak berbagai pihak untuk bekerja sama.
"Kita berharap, organisasi kemasyarakatan dan keagamaan, perguruan tinggi, lembaga tingkat kabupaten/ kota, lebih progresif dan bersinergi menyambut fenomena aging population ini. Sehebat apapun kita, sebanyak apapun anggaran Kemensos, kita tetap butuh kerja sama dari berbagai elemen bangsa," kata Direktur Rehabilitasi Sosial Lanjut Usia, Andi Hanindito saat ditemui di kantor Kemensos, Jakarta, Selasa (8/10).
Dia melanjutkan, dengan bertambahnya usia harapan hidup lansia, diharapkan kelompok tersebut semakin produktif. Dalam artian, mereka dapat mandiri dan memiliki semangat hidup yang tinggi.
Menurut Andi, saat ini Indonesia dapat dikatakan sebagai negara tua. Penyebabnya, dari sejumlah 24,49 juta lansia, setidaknya terdapat 2 juta atau 9,03% lansia yang sudah tidak potensial sudah tidak dapat melakukan apa pun sendiri (bedridden).
"Dikatakan tidak potensial karena mereka berada dalam kondisi bedridden atau tidak dapat beraktivitas lagi seperti biasanya. Secara ekonomi, sebagian besar dari mereka tergolong tidak mampu," imbuh Andi.
Sementara itu, Kemensos sedang menyinkronasi dengan beberapa lembaga yang bergerak di bidang kesejahteraan sosial (LKS), utamanya yang menangani lansia.
"Kita perlu sinkronkan lagi aturan di pusat dan daerah. Selama ini, kita selalu punya aturan yang tidak selaras, tidak sama. Kita juga ada rencana buat menyamakan umur minimal lanjut usia. Namun, ini belum tahu kapan," tandas Andi.