Jakarta, Gatra.com - Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Muhadjir Effendy mengatakan, selama ini angka serapan tenaga kerja dari lulusan SMK masih rendah. Oleh karena itu, Presiden menginginkan agar dilakukan revitalisasi SMK terkait kurikulum pembelajaran.
Nantinya, lanjut Muhadjir, SMK bisa langsung masuk ke dunia kerja melalui kerja sama dengan industri dan pemagangan. Sekarang, siswa diarahkan lebih banyak praktik di lapangan yakni sebesar 60%-70%.
"Jadi tidak di kelas, sehingga ketika dia tamat bisa langsung masuk dunia kerja. Pendekatan kurikulumnya [berbasis] demand base," kata Muhadjir, di Kantor Menko Perekonomian, Senin (7/10).
Selanjutnya, Muhadjir menuturkan, kurikulum akan dibuat sesuai kebutuhan perusahaan, sehingga Pemerintah hanya berperan untuk mengawasi proses. "Sebetulnya mau apa sih lulusannya. Dia [perusahaan] kehendaki seperti apa, silakan di kurikulumnya ditata dengan pengawasan kita. Kemudian kalau perlu gurunya juga, silakan seperti apa," ujarnya.
Apalagi, saat ini sudah ada kebijakan Presiden tentang super deduction tax. Hal ini membuat perusahaan mampu mengembangkan tenaga kerja lulusan SMK dengan memperoleh potongan pajak.
"Setiap anak, setiap ada kemahiran tertentu, akan diuji kompetensinya. Kalau sudah memenuhi syarat, nanti akan mendapatkan sertifikat walaupun belum lulus. Jadi, ijazah dengan sertifikat beda," jelasnya.
Ia mengatakan, guru yang mengajar juga harus bersertifikat. "Dia memang berhak untuk mengajar keahlian itu. Kemudian orang yang akan menguji siswa dan menguji guru ini akan diuji juga. Jadi ada tiga lapis. Siswanya diuji kompetensinya, [sedangkan] guru yang mengajar akan diuji kompetensinya. Orang akan menguji siswa dan guru juga harus bersertifikat sebagai penguji. Jadi sudah disaring oleh tiga tahap," tambahnya.