Yogyakarta, Gatra.com – Menteri Perdagangan menyatakan pemerintah terus mendorong penggunaan karet untuk infrastruktur khususnya dalam pengaspalan jalan (rubbrized road). Dengan serapan saat ini 630 ribu ton, akhir 2020 penggunaan karet untuk pengaspalan jalan ditargetkan hingga 1 juta ton.
Menurut Mendag Enggartiasto Lukita, langkah tersebut menjadi perhatian pemerintah di tengah tidak stabilnya harga karet dunia dan rawannya industri hulu karet karena serangan hama di pohon karet.
“Ketidakstabilan harga di pasar dunia mendorong pemerintah terus meningkatkan permintaan karet domestik. Salah satunya dengan meningkatkan penggunaan karet pada pengaspalan jalan,” ujar Mendag di Hotel Tentrem, Daerah Istimewa Yogyakarta, Senin (7/10).
Langkah ini juga sesuai instruksi Presiden Joko Widodo yang mendorong dunia industri mempercepat penggunaan energi sesuai acuan dalam konsep B-20, B-30 dan B-50. Presiden menargetkan industri sudah menerapkan B-50 di akhir 2020.
Saat ini permintaan karet mentah Indonesia di dunia internasional cenderung menurun. Sebelumnya, akhir 2018 total ekspor karet mencapai 5 juta ton, sementara sampai Oktober tahun ini baru terealisasi sekitar 4 juta ton.
“Ini perlu kita tingkatkan untuk menghindari penebangan pohon karet oleh petani untuk diekspor ke Cina. Saat ini Cina memerlukan komoditas kayu karet dalam jumlah besar untuk memenuhi pasar di sana. Mereka berhasil mengembangkan teknologi pengelolaan baru,” ujarnya.
Selain itu, serangan hama mematikan pada pohon karet di Sumatera Selatan dan Sumatera Utara juga dilaporkan terjadi di Myanamar. Kondisi ini mendorong pemerintah membantu petani dengan program yang tepat. Ia mengatakan pemerintah sadar bahwa petani tidak mampu mengatasi persoalan hama ini sendiri.
“Kami masih melakukan hitung-hitungan dan berbagai percobaan di lapangan untuk bidang pengaspalan jalan dengan karet. Tapi yang pasti, Presiden menargetkan penggunaan karet dalam bidang ini harus mampu menyerap 1 juta ton akhir tahun depan,” katanya.
Adapun Dirjen Perundingan Perdagangan Internasional Kemendag Iman Pambagyo melihat belum besarnya penyerapan karet untuk pengaspalan karena teknologi yang tepat untuk proses pencampuran belum ditemukan.
“Di Thailand, bidang ini mengalami kemajuan. Usai diaspal, jalan disiram karet curah alam yang berdampak tidak terjadinya intruksi air, sehingga aspal lebih awet,” ucapnya.
Karena itu, sebagai upaya mendorong program ini, Kemendag bersama kementerian lain akan mengembangkan teknologi baru untuk lebih memudahkan dan menyempurnakan pencampuran karet dengan aspal.
Saat ini, penggunaan karet dalam pengaspalan jalan mencapai 63 ribu kilometer. Dengan target penyerapan sebesar 1 juta, diharapkan ada 110 ribu kilometer jalan baru yang berlapis campuran aspal dan karet.
“Industri infrastruktur diyakini akan mendorong pemanfaatan karet yang lebih luas. Secara SDM, Dewan Karet Indonesia menyatakan kesiapan untuk membantu,” pungkasnya.