Mataram, Gatra.com- Adanya tragedi Wamena, Papua, menimbulkan ketidaknyamanan bagi warga pendatang di daerah itu. Oleh karena itu, Pemerintah Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB) dan Pemerinta Kabupaten/Kota se-NTB bersinergi memulangkan warga NTB yang terdampak kerusuhan Wamena, Papua. Melalui Instruksi Gubernur NTB H Zulkieflimansyah, hingga saat ini, sebanyak 108 warga NTB berhasil dipulangkan.
Kepala Bidang Pemberdayaan Sosial, Dinas Sosial Provinsi NTB H Amir menjelaskan, pemulangan pertama dilakukan terhadap tujuh warga Sumbawa pada tanggal 3 Oktober 2019, yang diterbangkan dari Sentani - Makasar - Denpasar - Lombok - Sumbawa.
Pemulangan berikutnya yakni tanggal 4-5 Oktober 2019 warga Lombok Tengah sebanyak lima orang, Lombok Timur sebesar tiga orang dan Sumbawa sebanyak empat orang. “Berikutnya pada tanggal 6 Oktober 2019 rombongan besar 50 orang diterbangkan pada pukul 07.45 dengan tujuan Bima menggunakan pesawat komersial Lion Air JT 795. Seluruhnya berasal dari Kabupaten Bima,” kata Amir di Mataram, kepada Gatra.com, Senin (7/10).
Dikatakan, proses pemulangan para pengungsi ini terbilang lancar karena perhatian yang begitu besar dari Pemerintah Kabupaten Bima, Pemerintah Provinsi NTB, dan seluruh elemen masyarakat Bima di Jayapura.
“Tidak kalah perannya, ketika proses mengurus tiket, boarding pass, bagasi hingga memastikan pengungsi masuk pesawat dengan barang bawaannya. Saat itu, para petugas di Bandara, yaitu Iksan, Yusman, dan Iwan, putra-putra NTB ditugaskan oleh kesatuannya di Bandara Sentani,” ujar Amir.
Amir bersyukur putra-putri NTB yang sedang bertugas di Papua bisa membantu proses pemulangan warga NTB. "Alhamdulillah mereka hadir dan bertugas untuk NTB walaupun tidak di Wilayah NTB. Di saat yang sama, dengan penerbangan yang sama, ada rombongan pengungsi dari provinsi lain," katanya.
Ia menuturkan, ada sekitar 20 orang ketinggalan pesawat karena kelalaian saat check in. Padahal, mereka sudah lebih awal berada di bandara. Menurutnya, kemudahan dan kelancaran proses pemulangan pengungsi asal NTB merupakan peran penting dari Yonif 751 Sentani. Ia mengerahkan sejumlah armada pengangkutan pengungsi dari posko ke bandara.
"Begitu pula peran personil Yonif 751 Muhammad Nur dan Muhammad Sidik dimana putra-putra NTB yang memiliki jiwa sosial, penuh kerelaan dalam mengurus pengungsi, mengkoordinasikan dan mengkomunikasikan dengan Tim dari Dinas Sosial Provinsi NTB dan dari Dinas Sosial Kabupaten Bima,” ujar pria yang aktif di Pengurus Atletik Seluruh Indonesia (PASI) NTB ini.