Pontianak, Gatra.com - Menteri Kelautan dan Perikanan, Susi Pudjiastuti menegaskan kedaulatan negara sangat penting dalam program pembangunan, dan menjalankan rencana program-program pemerintah untuk masyarakat khususnya di bidang kelautan dan perikanan.
“Kita akan buat program pembangunan masyarakat kelautan dan perikanan, nelayan yang mau dikasih kapal, perahu, jaring jika ikannya tidak ada, ya untuk apa,” kata Susi usai memimpin pemusnahan 18 KIA yang dilakukan di perairan Pulau Dato, Kabupaten Mempawah, Kalimantan Barat pada Minggu (6/10).
Menurut Susi, sejak dibukanya izin kapal asing pada tahun 2001, lebih dari 10.000 kapal asing melaut di Indonesia.
“Begitu banyaknya kapal-kapal besar dengan alat tangkap yang merusak, ya habislah sumber daya laut kita. Stok ikan kita turun ke titik yang sangat rendah,” ungkapnya.
Susi menyebut keberhasilan dari program mempertahankan kedaulatan sumber daya alam yang telah dilakukan ditunjukkan dengan meningkatnya stok ikan.
“Lima tahun terakhir ekspor kita juga naik. NTN (Nilai Tukar Nelayan), NTUP (Nilai Tukar Usaha Perikanan) juga naik 20 persen,” terangnya.
Selain untuk memberikan deterrent effect, tindakan penenggelaman ini juga dilakukan untuk memberikan kepastian hukum di Indonesia, sebagai negara yang berdaulat.
“Sudah saatnya kita sebagai negara mengamankan dan memastikan sumber daya alam ini ada, terus ada dan banyak, untuk kita dan anak cucu kita,” katanya.
Susi juga menegaskan dengan kepastian hukum yang benar, tegas, tidak ada kompromi adalah satu benteng pertahanan negara yang luar biasa. Ia berpesan agar terus mempertahankan komitmen untuk menjaga kedaulatan, dan mempertahankan keberlanjutan sumber daya ikan, karena memiliki potensi nilai melebihi migas, dan tambang.
“Ikan akan terus ada selama kita menjaganya,” ujarnya.