Palembang, Gatra.com – Kebakaran hutan dan lahan (karhutla) yang terjadi di Sumatera Selatan (Sumsel) makin meluas tahun ini. Awal Oktober ini, luasan lahan yang terbakar sudah mencapai 106.000 hektar (ha).
Jika dibandingkan dengan luasan kota Palembang 36. 920ha, maka luasan yang sudah terbakar di Sumsel hampir sama dengan tiga kali luas dari kota Palembang saat ini.
Sebelumnya, pada akhir bulan September, dari data yang sama yakni Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Sumsel menyatakan areal yang terbakar seluas 80.125 hektar (ha). Data itu berdasarkan pemantuan satelit Sentinel, Landsat 8 Oli Tirs dan Modis yang menyatakan jika luasan lahan yang paling banyak terbakar berada di Kabupaten Ogan Komering Ilir (OKI), kabupaten Musi Banyuasin (Muba) dan Banyuasin.
Kepala Bidang Penanganan Kedaruratan BPBD Sumsel, Anshori menyatakan luasan lahan yang terbakar terus bertambah. Pada akhir bulan seluas 80.125 ha dan awal bulan Oktober sudah mencapai 106.000 ha. “Masih terjadi kebakaran, titik api masih bermunculan dan petugas masih bersiaga di lokasi,”ucapnya.
baca juga : https://www.gatra.com/detail/news/449230/gaya-hidup/udara-palembang-kembali-berbahaya
Berdasarkan jumlah itu, sebaran luasan yang terbakar paling luas yakni berada di OKI mencapai 24.304 ha (33%), kabupaten Musi Banyuasin 24.125 ha (30,11%) dan Banyuasin seluas 14.612 ha (18,24%). Dari luasan itu, hampir mencapai 47,09% atau mencapai 37.746 ha merupakan kawasan hutan dan sisanya merupakan bukan kawasan hutan.
Adapun kawasan hutan lindung diantaranya sebanyak 1.241 ha (1,55%), hutan yang berfungsi produksi seluas 20.895 ha (26,06%). Selain itu, hutan yang produksi konversi seluas 2.132 ha (2,66%), hutan produksi terbatas seluas 1.647 (2,05%), dan yang berstatus hutan lindung Suaka Margasatwa seluas 5.320 ha (6,64%) serta Taman Nasional seluas 6.511 ha (8,12%).
“Tim penanggulangan juga sudah melakukan teknologi modifikasi cuaca (TMC) guna mempercepat terjadinya hujan,”ungkapnya.
Dari jumlah luasan yang terbakar itu pun, kawasan yang betopografi gambut seluas 45.207 ha, yang terbagi atas indikatif fungsi budidaya mencapai 20.147 ha (44,57%) dan berfungsi sebagai gambut lindung 25.060 ha (55,43%).