Siak, Gatra.com - Rerimbunan pohon hijau itu langsung terpampang jelas saat jembatan indah Tengku Agung Sultanah Latifah yang membentang di atas Sungai Siak itu, terlewati.
Jembatan tadi menghubungkan antara Mempura di Selatan dan Siak Sri Indrapura di Utara. Siak Sri Indrapura sendiri adalah ibukota kabupaten Siak.
Entah sudah berapa lama rerimbunan itu ada, yang pasti semasa kesultanan Siak masih ada, hutan itu sudah menjadi bagian perjalanannya, menemani megahnya istana sultan, Asserayah Hasyimiyah, yang masih berdiri kokoh di tengah kota.
Nyaris teramat sulit menemukan suasana semacam ini di ibukota kabupaten di Indonesia. Tata kota yang sudah ada sejak lama, membikin Siak Sri Indrapura saat ini, menjadi unik.
Ini semua menjadi semakin sempurna setelah pemerintah setempat menghias bibir Sungai Siak yang membelah kabupaten itu dengan turap sepanjang 871 meter.
Turap itu diberi nama Tepian Bandar Sungai Jantan (TBSJ), tepian yang banyak orang bilang, mirip dengan tepian yang ada di Sungai Seine Lyon, Perancis.
Di sisi lain, di antara bangunan bersejarah yang ada, pemerintah setempat juga membikin sederet taman. Adalah Taman Tengku Agung seluas 279.051 meter persegi sisi Utara, yang berbatasan langsung dengan kawasan Islamic Center atau Masjid Sultan Syarif Hasyim. Taman ini hanya sekitar 400 meter dari bibir sungai.
Lalu ada pula Taman Sultan Yahya. Taman seluas 47.772 meter persegi ini tak jauh dari Taman Tengku Agung dan masih berbatasan juga dengan Islamic Center.
Kemudian Taman Syech Abdurrahman. Taman seluas 16.196 meter persegi ini berada di kawasan perumahan Kampung Rempak, tak jauh dari Mess Pemda Siak.
Selanjutnya, Taman Tengku Syarifah Aminah seluas 17.005 meter persegi di sekitaran Balairung Sri, ruang rapat modern di jaman sultan sudah ada sejak abad ke-19.
Balai ini didirikan pada 1886, pada masa Sultan Siak XI Syarif Hasyim, dan saat ini menjadi Museum Budaya.
Ada lagi Taman Sri Bejuangsa. Taman seluas 14.741 meter persegi ini berada di kawasan jalan Sultan Ismail. Dan terakhir Taman Tengku Mahratu, taman seluas 4.741 meter persegi ini persis berada di seberang Istana Siak tadi.
Kota Siak Sri Indrapura hanya berjarak sekitar 100 kilometer dari Pekanbaru, ibukota provinsi Riau. Kalau kebetulan Anda menungganggi kendaraan roda empat, Anda akan menghabiskan waktu sekitar 2 jam 20 menit untuk mencapai kota itu.
Dulu, kota ini hanya ibukota kecamatan, bagian dari Kabupaten Bengkalis. Di jamannya, orang lebih nyaman datang ke sini pakai speedboat dari kawasan pelabuhan Sungai Duku, Pekanbaru. Dan kalau lewat darat, musti menyeberang dulu pakai kapal ferry dari kawasan Mempura tadi.
Saat menengok kota ini, banyak yang kemudian berharap, di kota ini tak ada lagi yang namanya kendaraan roda empat atau bahkan kendaraan bermesin.
"Sebisa mungkin sih adanya cuma sepeda, atau dokar," biar maching dengan suasana kota," pinta Indra, salah seorang pengunjung yang datang ke sana, kepada Gatra.com, Minggu (6/10).
Tak berlebihan jika Indra meminta seperti itu, sebab itu tadi, peninggalan sejarah yang masih utuh yang ada di Kota Siak, teramat indah untuk dilewatkan. Belum lagi tangsi belanda dan benteng yang ada di seberang, di kawasan mempura.
"Kalau pakai sepeda, apa lagi ontel, weehh...mantap. Belum lagi jika istana, balairung, benteng dan tangsi, dijaga oleh orang-orang berpakaian ala kesultanan tempo dulu, suasananya pasti akan semakin unik," katanya.
Bisa jadi kelak pemerintah setempat akan tergiur mewujudkan apa yang diinginkan Indra. Namun yang kekinian, pemerintah setempat kayaknya masih konsen soal taman.
Dan taman-taman itu bahkan tidak hanya dibangun di Kota Siak Sri Indrapura, tapi di semua ibukota kecamatan. Ada yang dalam bentuk Ruang Terbuka Hijau (RTH) dan ada pula Ruang Terbuka Publik (RTP).
Sejak tahun 2016, Pemkab Siak sudah membangun setidaknya delapan RPT/RTH di delapan kecamatan. Dan tahun ini, pemerintah setempat kembali membangun ruang RTP di Kecamatan Sungai Apit, di lahan bekas kantor camat yang ada di sana.
"Tahun depan rencananya kita juga akan membangun RTP di lapangan samping Koramil Kecamatan Tualang," kata Kepala Bidang Pertamanan Dinas PU Tarukim Siak, Izram kepada Gatra.com.
Taman-taman itu sengaja dibangun di setiap kecamatan kata Izram supaya tidak ada kecemburuan antar masyarakat, dan itu juga salah satu cara pemerataan pembangunan di Kabupaten Siak.
"Lantaran Siak sebagai tujuan wisata di Pulau Sumatera, pembangunan taman di setiap kecamatan juga menjadi perlu," ujarnya.
Reporter: Sahril Ramadana