Doha, Gatra.com – Pelari jarak jauh Sifan Hassan dari Belanda mempertontonkan kemenangannya setelah merebut juara dunia di nomor 1.500 meter putri pada kejuaraan atletik dunia, di Stadion Internasional Khalifa, Doha, Qatar, Minggu dinihari, (6/10).
Atlet berusia 26 tahun itu mengoleksi dua gelar yang sebelumnya memenangkan nomor 10.000 meter, sekaligus menjadi atlet pertama baik putra maupun putri, yang menyabet dua emas di kejuaraan dunia kali ini.
Hassan pindah ke Belanda setelah meninggalkan Ethiopia sebagai pengungsi ketika masih berusia 15 tahun. Sejak awal, Hassan mendominasi lomba selama 2 putaran dan terus melesat jauh meninggalkan Lara Muir dari Inggris. Namun menjelang finis di tikungan, Faith Kipyegon dari Kenya dan Guday Tsegay asal Ethiopia berhasil menyalip.
Hassan tidak pernah menoleh ke belakang sepanjang perlombaan dan berhasil finis pertama dengan catatan waktu 3 menit 51,95 detik. Adapun Kipyegon mendapatkan medali perak setelah finis berselisih kurang dari dua detik di belakang Hassan dan Tsegay merebut medali perunggu.
Hassan adalah bagian dari Proyek Nike Oregon (NOP) pimpinan pelatih atletik terkemuka Amerika Alberto Salazar yang belum lama ini diskors 4 tahun karena pelanggaran doping.
Usai pertandingan, Hasan menyebut dirinya bersih dari tuduhan doping. Dia sempat meluapkan kekesalannya yang selama ini dikaitkan dengan skandal doping yang melibatkan Alberto Salazar, kepala pelatih Proyek Nike Oregon (NOP), tempat dia berlatih.
“Ini minggu yang sangat sulit bagi saya, saya sangat marah dan tidak bisa berbicara dengan siapa pun. Saya baru saja berlari. Kerja keras itu tidak bisa dikalahkan oleh apa pun, " katanya kepada BBC.
Hassan yang memecahkan rekor dunia tahun ini, pernah memenangkan perunggu di kejuaraan dunia tahun 2015 pada nomor 1.500 meter dan nomor 5.000 meter dua tahun lalu.
"Saya sudah bekerja keras pada nomor 1.500 tahun ini," kata Hassan.
"Tampaknya ini mudah bagiku tapi butuh kerja keras,” tambahnya dikutip reuters.