Jember, Gatra.com - Akhir masa panen gadu tidak terbukti menurunkan serapan gabah atau beras (Sergap) oleh Badan Urusan Logistik (Bulog). Demikian hasil inspeksi mendadak (Sidak) dan koordinasi Sergap Kepala Badan Ketahanan Pangan (BKP) Kementerian Pertanian (Kementan), Agung Hendriadi, di Gudang Bulog Pecoro di Subdivre Jember, Jumat (4/10).
Agung yang didampingi Kepala Pusat Ketersediaan dan Kerawanan Pangan, Andriko Noto Susanto, mendapati stok beras di Gudang Bulog tersebut sangat melimpah. Ia melihat langsung, hampir semua gudang penuh dengan tumpukan karung beras menjulang tinggi, bahkan di beberapa tempat Bulog Divre Jatim harus sewa gudang tambahan guna mengatasi penumpukan.
"Hari ini stok beras di Bulog Divre Jawa Timur sekitar 587 ribu ton, bahkan di beberapa wilayah subdivre harus sewa gudang atau gudang filial yang menampung sekitar 67 ribu ton beras. Untuk wilayah Sub Divre Jember sendiri, total stok beras mencapai sekitar 58 ribu ton," ujar Agung.
Bahkan yang menggembirakan, lanjut Agung, saat ini pengadaan beras di Subdivre Jember telah melampaui target, dari target tahun 2019 sebesar 33.648 ton, kini sudah terealisasi sekitar 33.895 ton atau 100,73%.
Selain itu, tercatat rata-rata serapan setara beras setiap hari di wilayah Divre Jawa Timur di musim kemarau ini sekitar 600-700 ton, hampir 30% dari total serapan nasional.
Andriko Noto Susanto selaku penanggung jawab kegiatan sergap Jawa Timur, menyampaikan, optimistis serapan beras di wilayah Jawa Timur masih akan terus berlangsung sampai akhir tahun.
"Saat ini, Subdivre Jember dan Subdivre Bojonegoro menjadi wilayah yang paling banyak menyerap gabah atau beras petani, bahkan lebih dari 50% total serapan Divre Jawa Timur," ujar Andriko.
Menurutnya, panen padi masih akan terus berlangsung sampai akhir tahun, pada bulan September lalu sekitar 80 ribu hektare, bulan Oktober sekitar 78 ribu hektare, dan bulan November sekitar 58 ribu hektare.
"Jadi, serapan gabah oleh Bulog Jawa Timur tetap akan kami dorong untuk dioptimalkan sampai akhir tahun," ujar Andriko.
Pada kesempatan tersebut, Agung yang juga sebagai Ketua Sergap Nasional Kementan, menyampaikan, terima kasih kepada Perum Bulog atas kerja kerasnya dalam menyerap gabah atau beras petani sehingga stok dan harga aman.
"Saya apresiasi kepada Perum Bulog atas pencapaian ini, kita lihat stok dan harga beras sepanjang tahun 2019 ini aman dan terkendali," katanya.
Menurut Agung, indikatornya stok beras di Perum Bulog yang mencapai sekitar 2,4 juta ton, sangat aman. Belum lagi stok di Pasar Induk Beras Cipinang (PIBC) yang menjadi barometer perdagangan beras nasional, sangat aman karena mencapai 51 ribu ton, jauh di atas kondisi normal sekitar 30 ribu ton.
"Namun demikian, saya minta Perum Bulog tetap harus meningkatkan serapan untuk menjaga cadangan beras pemerintah, sehingga kita tidak perlu impor," kata Agung.
Sementara itu, Kepala Divre Jawa Timur yang baru, Khozin, yang hadir saat koordinasi sergap menyatakan, kesiapan dan kesanggupannya untuk terus melakukan dan meningkatkan serapan gabah atau beras. Optimisme cukup beralasan mengingat masih ada panen padi setiap bulan.
"Kami tetap optimis serapan akan bisa dilakukan sampai akhir tahun. Apalagi kami juga didukung data dan informasi luas panen, lokasi panen dan harga gabah dari Dinas Pertanian maupun Dinas Ketahanan Pangan. Selain itu, mitra-mitra kami tetap berkomitmen untuk memasok beras dan sampai saat ini masih tetap berjalan," kata Khozin.
Di akhir kunjungannya, Agung meminta agar semua stakeholder seperti Perum Bulog, mitra kerja Bulog, Satker, Dinas Pertanian, Dinas Ketahanan Pangan, termasuk Tim Sergap Kementan untuk berperan serta dan bersinergi dalam meningkatkan serapan gabah atau beras ke Perum Bulog.(Adv)