Padang, Gatra.com - Badan Pusat Statistik (BPS) Sumatera Barat (Sumbar) mencatat, penurunan harga cabai merah sebesar 25,52% di Kota Bukittinggi. Hal ini mendorong Kota Jam Gadang itu mengalami deflasi sebesar 1,10% selama September 2019.
Kepala BPS Sumbar, Sukardi mengatakan, kondisi yang terjadi di Kota Bukittinggi ini disebabkan adanya penurunan pada kelompok bahan makanan sebesar 4,57%. Kemudian diikuti kelompok pengeluaran perumahan, air, listrik, gas, dan bahan bakar sebesar 0,32%.
“Kota Bukittinggi deflasi 1,10% atau terjadi penurunan Indeks Harga Konsumen (IHK) dari 135,18 pada Agustus 2019 menjadi 133,69 pada September,” ujar Sukardi di Padang, Sabtu (5/10).
Dia mengatakan, komoditas bahan makanan yang mengalami penurunan harga di antaranya cabai merah, bawang merah, jeruk, bahan bakar rumah tangga, tomat, apel, bawang putih, cabai hijau, dan beberapa komoditi lainnya. Sedangkan perhiasan emas, kentang, biaya pendidikan akademi/perguruan tinggi, dan daging ayam mengalami kenaikan harga di Kota Bukittinggi.
"Laju inflasi tahun kalender sampai September 2019 di Kota Bukittinggi sebesar 1,40%. Sedangkan laju inflasi year on year (YoY) sebesar 3,60%," kata Sukardi.
Dari 23 kota IHK di Pulau Sumatera, 19 kota mengalami deflasi. Sedangkan empat kota lainnya mengalami inflasi.
Deflasi tertinggi terjadi di Kota Sibolga sebesar 1,94% dan terendah di Kota Tanjung Pinang sebesar 0,11%.
Kota Bukittinggi menduduki peringkat empat dari semua kota yang mengalami deflasi di Pulau Sumatera. Secara nasional, daerah ini menduduki urutan ke lima dari 70 kota yang mengalami deflasi.